Jika perpustakaan keliling identik dengan menggunakan bus, mobil, dan sebagainya. Lain halnya dengan Edi Dimyati, seorang pustakawan lulusan Universitas Padjajaran, Jawa Barat ini sebab ia menggunakan sepeda untuk menghadirkan buku di tengah-tengah masyarakat. Ide untuk membuat Kabaca adalah pada tahun 2017.Â
Perpustakaan bergerak tersebut berawal dari keinginan Edi untuk memudahkan orang yang tempat tinggalnya jauh dari akses buku bacaan. Sebelum adanya Kabaca, Edi Dimyati telah mendirikan taman baca yang bernama Kampung Buku pada 2009 yang berlokasi di Jl. Abdulrahman, Gg. Rukun RT:15/RW:5 No. 56 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Kesenangannya terhadap buku muncul sejak Edi duduk di bangku Sekolah Dasar dan mendorongnya untuk mendirikan taman baca.
Awal mula terbentuknya Kampung Buku dilatarbelakangi oleh banyaknya koleksi buku yang dimiliki oleh Edi Dimyati, ia tidak ingin koleksi buku-bukunya tersebut hanya menjadi bacaan milik pribadinya saja, sehingga muncul sebuah ide untuk berbagi pengalaman dengan masyarakat dan agar masyarakat juga dapat membaca koleksi buku yang ia miliki secara gratis.Â
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut terbentuklah sebuah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di daerah Cibubur, Jakarta Timur yang diberi nama Kampung Buku. Untuk memperluas layanan taman baca, Edi berinisiasi untuk menjangkau masyarakat lebih luas lagi sehingga terciptalah inovasi Kargo Baca dengan menggunakan sepeda sebagai alternatif untuk mengelilingi kota Jakarta.
Sepeda dimodifikasi dengan tambahan boks hitam bagian depan yang diberi nama Kargo Baca yang disingkat Kabaca. Boks tersebut berfungsi untuk menyimpan buku-buku. Kargo Baca atau yang dikenal juga sebagai Kabaca adalah bentuk yang lebih sederhana dari perpustakaan bergerak. Sepeda kargo yang telah dimodifikasi secara khusus ini berfungsi untuk mengumpulkan dan menghadirkan koleksi buku berkualitas di tengah masyarakat di sekitar Jakarta. Kargo Baca ini mengunjungi berbagai lokasi seperti taman dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sambil membagikan buku-buku kepada warga.
Sabtu pagi merupakan waktu yang tepat bagi Edi untuk bersiap mengayuh sepedanya berkeliling Jakarta. Tidak hanya membawa buku, tetapi juga membawa beberapa permainan seperti karpet ular tangga, yoyo, dll. Baginya, gambaran orang tentang membaca buku dan berkunjung ke perpustakaan tidak boleh menyeramkan. Membaca juga bisa dipadukan dengan berbagai macam aktivitas yang memacu kreatifitas dan bernuansa gembira agar makna dekat dengan buku dapat dirasakan oleh anak-anak.
Alasan di balik pemilihan sepeda tersebut simpel, yakni Edi ingin menarik perhatian anak-anak dengan penampilan yang unik dan menarik. Selain itu, sebagai seorang ayah dari tiga anak, ia juga ingin menghemat biaya, menjalani gaya hidup sehat, dan mendukung kesadaran tentang pengurangan penggunaan bahan bakar fosil di masyarakat. Menurut Edi di kanal akun Youtube Kargo Baca , Jakarta sangat tercemar oleh polusi kendaraan, sehingga ide bersepeda muncul sebagai sumber inspirasi. Meskipun tidak langsung memberikan dampak besar, Edi yakin bahwa semua perubahan besar dimulai dengan tindakan kecil, sehingga Edi mendapat penghargaan dari Komunitas Bike to Work sebagai figur yang memberikan inspirasi.Â
Edi bahkan pernah melakukan perjalanan selama 11 hari, mengelilingi beberapa kota di Jawa Barat bersama dengan Kabaca, dengan tujuan untuk mempromosikan minat membaca. Selama perjalanannya, Edi mampir di berbagai tempat umum di setiap kota dan kabupaten yang dikunjunginya, dan ia juga pernah mengelilingi wilayah Jawa Tengah.
Edi juga aktif mengunggah kegiatan-kegiatannya di akun media sosial sebagai promosi untuk memperkenalkan perpustakaan dan Kabaca miliknya. Selain melalui media sosial, beberapa aktivitas yang dilakukan Edi Dimyati pernah menjadi sorotan dalam berita televisi dan surat kabar. Salah satunya terjadi pada tahun 2017, ketika koran-jakarta.com melaporkan acara Gowes Literasi. Dalam acara ini, Edi Dimyati melakukan perjalanan selama empat hari dari Jakarta ke Kuningan hanya dengan menggunakan Kabaca, dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional.Â