Mohon tunggu...
Yohana Nursulyawati Gultom
Yohana Nursulyawati Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sari Mutiara Medan

membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Inovasi TOR BISKUIT sebagai MP-ASI pada bayi stunting usia 12-18 bulan

1 Desember 2022   14:05 Diperbarui: 1 Desember 2022   14:07 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari -2 standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka ia dikatakan mengalami stunting. Masalah anak pendek (stunting) adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia. Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.

Pada Program Matching Fund 2022, pemerintah telah menyetujui program pemanfaatan TOR Biskuit (Biskuit Daun Torbangun) dalam upaya penanganan stunting di daerah yang menjadi sasaran penelitian oleh Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan yang bekerja sama dengan Nurjannah Bakery.

produksi biskuit torbangun
produksi biskuit torbangun

Pembuatan Biskuit dari Daun Torbangun merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dari hasil uji penelitian pengusul. Masyarakat sudah sangat mengenal daun Torbangun yang popular dikonsumsi pada ibu paska melahirkan yang dipercaya mampu meningkatkan jumlah ASI. Setelah diteliti kandungan daun torbangun ternyata memiliki manfaat lain untuk meningkatkan status nutrisi pada anak-anak. 

Dalam pelaksanaan pemanfaatan Daun Tor Bangun ini, Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan bekerja sama dengan Nurjannah Bakery untuk melakukan pelatihan pembuatan biskuit dari daun torbangun guna menambah wawasan untuk kelangsungan proses pembuatan dan membantu kelancaran target Tim Pelaksana dalam penanganan Stunting pada bayi 12-18 Bulan. Kegiatan ini juga dibarengi dengan pembagian biskuit dari daun torbangun kepada bayi 12-18 bulan di empat wilayah pilihan (Belawan I, Belawan II, Sicanang, Bagan Deli) dari wilayah Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara 

Tim Dosen USM indonesia melatih motorik balita stunting
Tim Dosen USM indonesia melatih motorik balita stunting

Workshop pangan lokal bagi masyarakat menjadi kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa pangan lokal dapat menjadi sumber Makanan Pendamping ASI yang sangat membantu status gizi dan mengatasi stunting. Masyarakat menjadi mampu mengolah dan mengkonsumsi pangan lokal yang menjadi makanan tinggi kandungan gizi terutama wilayah Sumatera Utara dengan beragam hasil pangan lokal yang lebih ekonomis. Salah satu pangan lokal yang terkenal di Sumatera Utara yaitu Daun Torbangun. Sehingga hasil olahan daun torbangun dapat meningkatkan konsumsi makanan sehat yang membantu mencegah stunting pada bayi usia 12-18 tahun. Dengan dilakukannya kegiatan pelatihan Workshop Pangan Lokal ini, diharapkan masyarakat menyadari dan mengolah pangan lokal, serta adanya peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengenal pangan lokal yang berpotensi sebagai makanan pengganti ASI. 

local workshop Narasumber Ahli Gizi dari Universitas Negeri Medan.  
local workshop Narasumber Ahli Gizi dari Universitas Negeri Medan.  

dalam  upaya untuk menekan angka kejadian stunting, namun masih terdapat tingginya angka stunting. Oleh karena itu, Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan ikut serta berpartisipasi dalam penanganan Stunting dengan memanfaatkan bahan alam yaitu Daun Torbangun yang diolah menjadi biskuit sebagai MP-ASI pada bayi 12-18 bulan untuk memenuhi kecukupan nutrisi yang dibutuhkaan dalam tumbuh kembang pada bayi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun