Profesi menjadi artis masih menjadi idaman banyak orang terutama kaum mileniel. Entah artis sinetron, pelawak, iklan apapun itu yang penting artis.
Hal itu dapat dimaklumi mengingat seorang artis dikenal banyak orang, hidup glamor kaya dan jaman sekarang banyak dapat barang gratis baik dari fans maupun endorse. Sekan pundi-pundi uang mengalir tanpa henti, jika tak sepi job shotting film, ambil sinetron. Bermodal dikenal jadi penyanyi walau suara pas-pasan. Bikin bisnis diluar baik fashion, kuliner, property atau lainnya dan tentu trend jadi youtuber.
Tak ada yang salah dengan harapan harapan itu, namun seperti dua sisi mata uang menjadi artis memerlukan kesiapan mental yang tak hanya kuat namun juga baja. Yap keuntungan yang diperoleh dari "menjadi artis" tersebut ada banyak hal tetek bengek yang musti dipertimbangkan. Saya pernah bertanya pada seorang teman sebut saja cici L yang sempat terjun dalam industri perfilman namun memilih untuk mundur walaupun tinggal selangkah lagi bisa timbul ke permukaan.Ya peluang beradu peran dengan artis sekelas Marsha Timothy tinggal tanda tangan kontrak setelah perjuangan panjang namun akhirnya memilih mundur setelah mempertimbangkan segalanya.
1. Gaya hidup
Bergaul dengan para artis dan ingin dianggap artis tentu gaya hidup menyesuaikan. Banyak sekali teman cici L ini terjebak dengan gaya hidup setara artis agar dianggap pantas. Barang-barang harus branded, tempat nongkrong yang keren, merokok, miras, hingga terjerat narkoba. Semua hal yang tak perlu tersebut seolah menjadi syarat yang harus dilakukan agar menjadi artis terkenal, sungguh mindset salah bukan? Iya kalau memang dan dipastikan terkenal, kalau tidak? Terjerat urang sudah pasti dan berurusan dengan yang berwajib.
2. Siap Berkorban Waktu
Artis yang sudah terkenal dan punya jam terbang tinggi biasanya didahulukan. Hal itu masuk akal karena jadwalnya artis terkenal sangat padat sehingga pihak produksi yang merasa membutuhkan demi memperoleh ratting rella mengubah jadwal. Biasanya yang terdampak menunggu adalah para pemain pendukung. Bayangkan, jika di jadwal kamu harus take pengambilan gambar jam 6 pagi ternyata harus ditunda siang, sore atau bahkan besoknya. Waktu tenaga dan pengorbananmu meininggaklan rumah seakan-akan tak ada artinya. Kasus yang dialami cici L salah satunya hal ini. Kontrak yang tak jadi ditandatangani karena waktu pengambilan gambar ada di pulau dan perlu karantina serta menghitamkan diri agar sesuai karakter plus ditanggal dia menikah. Menawarpun tak ada gunanya sebab siapa dia, artis yang baru merangkak naik.
3. Persaingan sengit antar artis
Jangankan artis, bertetangga saja terkadang ada persaingan atau perselisihan kan? Yap, begitulah dunia layar kaca, bukankah sudah sering kita melihat infotaiment yang memberitakan persetruan para artis.
4. Dituntut kreatif
Kreatif memang memang menjadi tuntutan dalam segala bidang pekerjaan termasuk jadi artis. Dalam dunia hiburan sekarang sangat berbeda dengan jaman 90 dimana saat itu kreatifitas artis disesuaikan dengan kemampuannya. Sebut saja Rono Karno menjadi Sutradara atau Dian Nitami penyanyi sekaligus pemain film. Di era sekarang sepertinya kreatifitas yang dibutuhkan sedikit lebay. Coba anda lebih peka, banyak artis laki-laki yang menjadi genit, bikin sensasi tak penting yang dibesar-besarkan, pacar settingan bahkan menikah settingan. Kreatif yang membutuhkan dukungan dan biaya banyak buat bayar orang bukan?
5. Mental siap di hujat
Jaman teknologi dan media sosial seperti sekarang lebih mengerikan. Semua orang berhak komentar apa saja, jika tersandung UU IT tingga minta maaf. Yup, sudah banyak artis jadi korban komentar negatif para nitijen yang terhormat bukan, bahkan bukan dirinya saja tapi anggota keluarga juga terdampak walau bukan pelaku. Pernah santer perselingkuhan Mulan dan pentolan Band Dewa tahun 2008 silamkan? Betapa kasus rumah tangga itu menggegerkan seluruh negeri dan seolah menjadi urusan nitijen. Kejadian itu membuat Mulan malu dan mulai membatasi diri berada di publik, bahkan anak dari suami pertama pun tak lepas dari cercaan nitijen. Sudah siapkan anda menjadi seorang yang dihujad nitijen sok tahu?
6. Siap hidup dalam kotak
Jika tidak siap hidup dibatasi urungkan diri jadi artis. Pacaran saja masih takut ketahuan orang tua kok mau jadi artis. Jadi tokoh terkenal termasuk artis itu selalu jadi sorotan, salah sedikit dihujat. Hidup seolah dimata-matai sampai harus sewa body guard untuk melindungi diri. Ketika kita bukan orang terkenal, kita bebas mau kemana saja tanpa menarik perhatian orang banyak. Kita nyaman melakukan apapun meski memalukan. Bayangan seoranga rtis jalan-jalan ke Mall, mau belanja cepet malah dimintai foto, tanda tangan dan sebagainya. Mau menolak takut jadi berita dan membuat celah kehancuran karirnya.
7. Nominal gaji tak sesuai harapan
Perjalanan menjadi artis tak mudah, musti berdarah-darah. Sudah banyak artis yang blak-blakan tentang honor yang diperoleh sekali shott baik iklan, film maupun sinetron. Orang awam berpikir bayarannya tinggi dua digit malah. Iyakah? Bisa iya, bisa tidak. Pelawak sekali manggung bisa 20 an juta tetapi dapat job 3 bulan sekali, atau dibayar per episode 1 juta misalkan padahal artis perlu dukungan fashion, perawatan wajah dan lainnya kan sebagai penujang karier yang biasanya tak sedikit. Cici J pernah memberi tahu saya dalam sebuah film bayaranya dia hanya cukup untuk makan dan penunjang peran kecilnya saja, cuannya berupa pengalaman dan diajak jalan-jalan ke berbagai kota gratis saja buat promosi. Kalau mau jadi tajir melintir harus punya bisnis utama dan nama artisnya dijadikan pendongkrak jelasnya.
Jadi kira-kira begitulah dan masih banyak sekali hal yang tak mengenakan untuk jadi artis. Tak ada yang salah dengan jadi artis sebenarnya asalah anda paham dengan konsekuensi yang ada. Paham konsekuensi saja tak menjamin aman tak terseret hal negatif apa lagi yang tidak. Banyak artis yang terjerat kasus narkoba sesungguhnya karena sebuah alasan yang pelik. Kita saja yang tidak tahu tekanan mental yang mereka alami sangat berat dan konsekuensi diatas mungkin salah satu penyebanya. Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H