Universitas Negeri Malang (UM) merupakan kampus pendidikan yang memiliki komitmen tinggi untuk selalu menciptakan inovasi dan mengatasi permasalahan dalam pendidikan. Hal ini dibuktikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Luar Negeri yang telah dilakukan pada (16-17/07/2023) lalu dengan anggota Dr. Ari Sapto, M.Hum, Syamsul Bachri, S.Si., M.Sc., P.hD, Yohana Ayu Kristanti, S.Pd, dan Wahyu Rio Defandiari, S.Pd. dari Departemen Geografi Fakultas Ilmu Sosial UM. Kegiatan pengabdian ini memiliki fokus program utamanya yaitu untuk menguatkan wawasan kebudayaan siswa Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), Malaysia.
SIJB merupakan salah satu tempat pendidikan yang menampung anak-anak PMI dibawah naungan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI). Pekerja Migran Indonesia yang ada di Malaysia memiliki angka yang cukup besar. Pada tahun 2020, Pekerja Migran Indonesia yang ditempatkan di Malaysia mencapai 79.663. Beberapa di antara mereka memiliki anak yang terlahir di Malaysia dan berkebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Pada tahun 2022 terdapat sebanyak 350 anak pekerja migran yang belajar di SIJB.
“Misi utama kegiatan ini yaitu untuk menguatkan wawasan kebudayaan siswa SIJB yang belum pernah memijakkan kaki di Indonesia. Mereka berhak mendapat pendidikan yang setara dengan yang ada di Indonesia dan berkewajiban untuk mencintai negara kebangsaan mereka” Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D selaku ketua pelaksana pengabdian kemitraan luar negeri di SIJB, Senin (17/07/2023).
Hampir seluruh siswa SIJB tidak memiliki dokumen yang sah, sehingga Siswa tidak bisa mengikuti pendidikan seperti anak-anak di Malaysia pada umumnya jika tidak bersekolah di Sekolah Indonesia di bawah naungan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI). Mereka lahir di Malaysia dan dapat dipastikan belum pernah menginjakkan kaki di Tanah Air. Nantinya, setelah lulus SMP semua siswa ini harus kembali ke Indonesia selama minimal 5 tahun dan melanjutkan pendidikan di Indonesia.
UM berinisiatif untuk merangkul siswa dan membawa Indonesia di pelupuk mata mereka agar mereka memiliki gambaran dan semakin rindu dengan tanah kebangsaan mereka. Sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) No.4 yaitu ‘Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua’, tim pengabdian berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang merata untuk seluruh siswa berkebangsaan Indonesia meskipun belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia.
Melalui media yang telah dikembangan berjudul Web Indonesian Tangible Heritage, UM menggandeng para siswa untuk berjalan-jalan secara virtual pada situs bersejarah yang ada di Indonesia. Integrasi teknologi Virtual Reality pada pembelajaran di kelas yang belum pernah mereka gunakan sebelumnya memacu semangat mereka untuk belajar.
“Karena siswa belum menginjakkan kaki di Indonesia secara langsung sedangkan pada nyatanya mereka harus tinggal di Indonesia setelah lulus SMP, kami datang dari Indonesia untuk memberikan mereka sebuah pengalaman berkunjung ke Indonesia secara virtual sebagai simulasi” ujar Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D., ketua pelaksana pengabdian kemitraan luar negeri di SIJB.
“Terlepas dari konten yang disajikan, anak-anak merasa dirangkul oleh Indonesia melalui kegiatan yang telah dilakukan, anak-anak melihat Indonesia ada di pelupuk mata mereka karena adanya engage dari kegiatan ini. Konten yang disajikan sangat interaktif, implementatif dan kontekstual. Materi tentang kebudayaan dikemas dengan teknologi yang bisa diakses secara mandiri, hal ini sejalan dengan spirit merdeka belajar” ujar Yanti Ramdaniah ketua kurikulum di SIJB.
Yanti berharap kegiatan serupa terus berjalan sinabung dan kontinu bagi generasi berikutnya yang ingin mengabdi di Malaysia khususnya di Sekolah Indonesia Johor Bahru karena hal serupa sangat berkesan dan dinantikan oleh siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H