Setelah membaca berita yang kesekian kalinya mengenai kasus Bank Century ini (http://www.detiknews.com/read/2009/12/16/174120/1261426/10/ngabalin-3-nama-berinisial-s-b-y-harus-bertanggungjawab), Â tudingan terhadap Sri Mulyani, Boediono, dan SBY, penulis pun akhirnya gatal untuk memberikan sedikit respon.
Akhir-akhir ini banyak sekali wacana dari berbagai media dan narasumber berbeda berkenaan dengan kasus Bank Century. Isinya kurang lebih berupa tuding-menuding siapa-yang-salah. Ketika ada suatu kasus, memang kita (masyarakat) perlu mengulasnya dan berhak mengetahuinya. Namun, ketika masalah sudah jelas, janganlah terus berlarut-larut dalam masalah tersebut. Masalah ada untuk diselesaikan. Kalau memang mampu dan masih ada 'energi' tersisa, cobalah untuk membantu menyelesaikannya. Kalau tidak bisa, minimal have faith 'sama' yang berwenang. Karena memang kasus sedang ditangani.
Penulis cukup prihatin karena dalam kasus ini terlibat tokoh-tokoh papan atas (2 eksekutif pemerintahan tertinggi dan satu menteri andalan). Mereka sudah sangat sibuk menangani banyak permasalahan negeri ini, eh, malah kena kasus yang bikin-citra-buruk kaya gini. Tapi lagi-lagi, dengan terus-terusan menuding, apakah masalah ini jadi SELESAI? TIDAK. Ini hanyalah permainan politik belaka. Di sini sangat jelas kesan 'menyenggol' pemerintahan SBY mumpung SBY 'lagi salah'.
Penulis berharap agar segenap jajaran pemerintahan mampu bekerja sama (harapan klasik), tidak hanya untuk kasus Bank Century ini, tapi untuk kemajuan bangsa Indonesia tercinta. Nah, kalo state itu sudah tercapai, senggol-senggolan deh, sampe puas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H