Mohon tunggu...
Yogiswaradhipa S.P.
Yogiswaradhipa S.P. Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I LOVE JAZZ :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dapatkah Pasien Mesra dengan Dokter?

16 Desember 2012   14:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:33 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien dapat membangun kepercayaan pasien. Bentuk hubungan seperti apa yang ingin dicapai oleh pasien? Hubungan yang bagaimana yang paling cocok untuk membangun komunikasi yang efektif?

Pasien dan dokter memiliki hubungan unik, bukan seperti hubungan bisnis dan dagang tetapi hubungan di mana sang pasien mendapatkan perhatian khusus dari dokter. Dokter menerima keterangan pribadi dan mendapat kepercayaan pengobatan sepenuhnya dari sang pasien

Perbedaan persepsi mengenai pasien yang mesra dengan dokter oleh sebagian masyarakat menimbulkan banyak pandangan, entah pandangan positif atau pandangan negatif. Misalnya, hubungan pasien dan peran dokter dipandang keliru oleh masyarakat disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bagaimana dokter bekerja dan memberikan pengobatan, serta kurang pahamnya masyarakat tentang hak sebagai pasien. Selama ini, masyarakat mempersepsikan bahwa dokter adalah orang yang sangat pintar, tidak boleh lalai, dan juga tidak boleh salah, seolah-olah dikatakan dokter adalah pekerjaan bagi orang yang sempurna. Tuntutan malpraktik menjadi ancaman bagi dokter bila melakukan kesalahan dalam hal medik. Tidak semua dokter melakukan malpraktik dengan kesengajaan, kerugian dalam hal medik bisa jadi adalah resiko tindakan medis itu sendiri.

Pandangan masyarakat mengenai dokter adalah orang yang serba tau, orang yang pintar, sehingga pasien mengikuti apa yang dikatakan dokter, dan bila terjadi kesalahan, kedua pihak yaitu pasien dan dokter akan saling menyalahkan. Pasien akan mengatakan dokter gadungan, tidak becus, salah bertindak dan memberikan obat dan seterusnya, sementara di sisi lain dokter mengatakan pasien tidak terus terang dan tidak jujur mengatakan semua keluhan yang dialami.

Hubungan tidak harmonis antara dokter dan pasien menimbulkan rasa tidak nyaman bagi kedua pihak. Hilangnya kepercayaan pasien kepada dokter. Padahal kepercayaan pasien kepada dokter adalah poin menuju kesembuhan. Pasien yang terus terang mengenai keluhan yang dialami adalah wujud dari kepercayaan pasien kepada dokter. Pasien yang terbuka terhadap dokter memudahkan dokter untuk menginformasikan penyakit pasien, cara pengobatan, efek samping hingga tingkat kegagalan dalam pengobatan. Dengan demikian, pasien mendapatkan seluruh informasi yang perlu diketahui, perawatan yang akan didapat serta pemikiran mengenai kemungkinan yang akan terjadi pada diri pasien.

Komunikasi menjadi kendala penting dalam hubungan pasien dan dokter. Masalah komunikasi sering terjadi praktik dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia bagi dokter. Kesibukan seorang dokter mempengaruhi ketersediaan waktu bertemu kepada pasien dan keluarga pihak dokter. Komunikasi satu arah juga sering terjadi, pasien seolah-olah mengerti keseluruhan informasi yang diberikan dokter, tetapi hanya sebagian saja yang dipahami.

Bagaimana komunikasi yang efektif bagi seorang dokter? Pertama, dengarkan seluruh keluhan pasien, gali informasi dan hormati pandangan dan kepercayaan pasien mengenai keluhannya. Kedua, berikan informasi yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh pasien seperti perawatannya, kondisi, pengobatan, efek samping, dan sebagainya. Ketiga, gunakan bahasa yang bijak dan dimengerti bagi pasien serta keluarganya. Dengan terjalinnya komunikasi yang efektif, hubungan pasien dan dokter menjadi baik. Bila terjadi masalah di kemudian hari, selesaikan dengan cara kekeluargaan adalah pilihan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun