Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal sebagai generasi yang paling akrab dengan teknologi. Namun, di balik kemampuan mereka yang serba cepat dan adaptif, banyak Gen Z yang mengeluhkan mudah lelah, baik secara fisik maupun mental. Salah satu penyebab utamanya adalah tekanan hidup di era digital. Keharusan untuk terus terkoneksi dan eksis di media sosial menciptakan kelelahan yang tak kasat mata. Mereka merasa harus selalu memperlihatkan versi terbaik dari diri mereka, membandingkan kehidupan dengan orang lain, dan mengikuti tren tanpa henti. Hal ini diperparah oleh dunia kerja yang semakin kompetitif, di mana tuntutan untuk menguasai banyak keterampilan sejak dini membuat mereka rentan mengalami burnout bahkan sebelum benar-benar memasuki dunia karier. Â
Kebiasaan begadang juga menjadi salah satu alasan utama Gen Z mudah merasa lelah. Banyak dari mereka menghabiskan malam untuk scrolling media sosial, bermain game, atau menonton serial favorit, tanpa sadar bahwa paparan cahaya biru dari gadget mengganggu pola tidur mereka. Kurangnya tidur berkualitas ini kemudian berdampak pada energi dan fokus di keesokan harinya. Selain itu, tekanan sosial sering kali memicu overthinking. Gen Z cenderung memikirkan banyak hal, mulai dari tujuan hidup, hubungan sosial, hingga eksistensi diri, yang pada akhirnya melelahkan pikiran mereka. Â
Tak hanya itu, mereka juga hidup di tengah lingkungan yang penuh ketidakstabilan. Isu-isu global seperti krisis iklim, ketidakpastian ekonomi, dan konflik politik turut menambah rasa stres. Situasi ini diperburuk oleh konsumsi konten negatif yang terus-menerus tersaji di media sosial. Berita buruk yang membanjiri layar mereka memengaruhi kondisi emosional, menciptakan kelelahan mental yang sulit dihindari. Sayangnya, banyak dari Gen Z yang kurang memperhatikan pola hidup sehat. Kecenderungan untuk mengabaikan olahraga, mengonsumsi makanan tidak bergizi, dan kurang meluangkan waktu untuk diri sendiri membuat tubuh mereka semakin lemah dan rentan. Â
Meski begitu, kondisi ini tidak berarti Gen Z adalah generasi yang lemah. Mereka hanya menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Untuk mengatasi kelelahan ini, mereka bisa mencoba membatasi waktu layar, menjaga pola tidur, berolahraga secara teratur, dan memilih lingkungan sosial yang suportif. Jika rasa lelah terus berlanjut, mencari bantuan dari ahli atau terapis juga bisa menjadi solusi. Dengan langkah-langkah tersebut, Gen Z dapat mengembalikan energi mereka dan menghadapi dunia dengan lebih percaya diri. Gen Z bukan generasi lelah, mereka hanya butuh istirahat dan pemahaman lebih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H