Dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga, timnas Indonesia masih harus berjuang. Kali ini, tim Garuda menghadapi China. Para suporter Indonesia optimis bisa meraih kemenangan karena China mengalami tiga kekalahan beruntun saat melawan Australia, Arab Saudi, dan kalah telak dari Jepang.
Namun, harapan itu pupus setelah hasil pertandingan Indonesia vs China berakhir dengan skor 2-1, di mana Indonesia mengalami kekalahan pertama dalam kualifikasi ini. Kekalahan ini sangat disesalkan oleh banyak penggemar, yang merasa Indonesia seharusnya bisa mendapatkan poin penuh. Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menjadi sasaran kritik dari para fans. Mereka menilai bahwa rotasi pemain yang dilakukan STY terlalu banyak, seolah meremehkan timnas China, dan justru berbalik menjadi bumerang. STY merotasi 4 pemain, dengan Tom Haye dan Rizky Ridho dicadangkan yang mana notabennya pemain tersebut selalu starter dan digantikan oleh Asnawi, Ivar, serta Nathan yang berduet di lini tengah. Selain itu, strategi formasi yang digunakan STY sering berubah-ubah di setiap laga.
Banyak yang bertanya-tanya apakah hal ini mencerminkan bahwa STY belum menemukan susunan pemain yang tepat, atau ini murni merupakan bagian dari strategi taktiknya. Situasi ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi STY agar bisa menemukan formasi dan susunan pemain yang lebih stabil. Kasus ini mirip dengan pengalaman Pep Guardiola saat final Liga Champions 2021 melawan Chelsea, di mana ia bereksperimen dengan tidak memasukkan Rodri (gelandang bertahan) dalam starting line up dan mengubah posisi Gundogan menjadi gelandang bertahan, yang akhirnya berujung kekalahan 0-1 dari Chelsea. Sudah saatnya STY melakukan evaluasi dan analisis yang mendalam agar bisa tampil lebih baik ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H