Indonesia memiliki banyak tokoh dengan kapabilitas tinggi di berbagai bidang. Kabinet gemuk dapat menjadi cara bagi Prabowo untuk mengakomodasi mereka yang punya pengalaman dan keahlian yang relevan. Dengan demikian, pemerintahannya diharapkan bisa menghadirkan solusi inovatif untuk tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa.
Kritik dan Tantangan Kabinet Gemuk
1. Efisiensi Anggaran
  Salah satu kritik utama terhadap kabinet gemuk adalah masalah efisiensi anggaran. Dengan jumlah menteri yang lebih banyak, otomatis biaya operasional pemerintah meningkat. Hal ini mencakup gaji menteri, fasilitas, hingga biaya perjalanan dinas. Di saat kondisi ekonomi global tidak stabil, keputusan untuk memperbesar kabinet bisa dipandang tidak bijaksana oleh sebagian masyarakat.
2. Koordinasi yang Lebih Sulit
  Semakin banyaknya menteri dapat membuat koordinasi antar kementerian menjadi lebih kompleks. Koordinasi yang tidak efektif bisa berujung pada lambatnya implementasi kebijakan, tumpang tindih wewenang, dan kebijakan yang tidak sinkron. Ini dapat menghambat laju pemerintahan dan membingungkan masyarakat.
3. Kritik dari Publik dan Media
  Publik dan media massa tidak akan tinggal diam melihat keputusan ini. Kabinet gemuk berpotensi dianggap sebagai upaya bagi-bagi kekuasaan ketimbang langkah untuk memperkuat pemerintahan. Narasi semacam ini bisa berdampak pada citra pemerintahan di mata masyarakat, terutama bagi para pemilih yang berharap pada perubahan yang lebih signifikan.
 Potensi Keuntungan dari Kabinet Gemuk
1. Stabilitas Jangka Panjang
  Di sisi lain, kabinet gemuk bisa menciptakan stabilitas jangka panjang. Dengan banyak pihak yang terlibat, pemerintah dapat menghindari gesekan politik yang dapat menggoyang kebijakan strategis. Stabilitas ini penting dalam mengatasi isu-isu besar seperti pembangunan infrastruktur nasional, penanganan pandemi, atau penguatan posisi Indonesia di kancah internasional.