Ungkapan "sejarah ditulis oleh para pemenang" telah menjadi semacam kredo dalam dunia historiografi. Ungkapan ini seringkali digunakan untuk menjelaskan mengapa narasi sejarah seringkali memihak kepada pihak yang keluar sebagai pemenang dalam suatu peristiwa, terutama konflik berskala besar seperti perang. Namun, seberapa benarkah pernyataan ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Memahami Makna UngkapanÂ
Secara sederhana, ungkapan ini menyiratkan bahwa pihak yang memenangkan suatu peristiwa, baik itu perang, revolusi, atau konflik lainnya, memiliki kuasa untuk membentuk narasi tentang peristiwa tersebut. Mereka yang memegang kendali atas sumber daya, institusi, dan media massa cenderung memiliki kemampuan untuk menyusun ulang fakta, menonjolkan peran mereka, dan mendelegitimasi pihak lawan.
Mengapa Sejarah Seringkali Memihak Pemenang?
- Kendali atas Narasi: Pemenang memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya untuk merekam, menafsirkan, dan menyebarkan versi peristiwa sesuai dengan kepentingan mereka.
- Legitimasi: Kemenangan seringkali diartikan sebagai legitimasi atas tindakan yang dilakukan. Hal ini memungkinkan pemenang untuk membenarkan tindakan mereka, bahkan jika tindakan tersebut melibatkan kekerasan atau pelanggaran HAM.
- Preservasi Ingatan: Pemenang cenderung membangun monumen, museum, dan peringatan lainnya untuk mengabadikan kemenangan mereka dan membentuk ingatan kolektif masyarakat.
Kritik Terhadap Pandangan iniÂ
Meskipun ungkapan ini memiliki kebenarannya, namun pandangan bahwa sejarah sepenuhnya ditentukan oleh para pemenang terlalu menyederhanakan kompleksitas penulisan sejarah. Beberapa kritik terhadap pandangan ini antara lain:
- Sumber Sejarah Alternatif: Seiring berjalannya waktu, sumber-sumber sejarah alternatif seringkali muncul. Surat-surat pribadi, dokumen rahasia, dan wawancara dengan saksi mata dapat memberikan perspektif yang berbeda.
- Peran Sejarawan: Sejarawan memiliki tanggung jawab untuk melakukan penelitian yang kritis dan obyektif, meskipun mereka tidak sepenuhnya bebas dari pengaruh sosial dan budaya.
- Perubahan Persepsi: Persepsi terhadap peristiwa sejarah dapat berubah seiring berjalannya waktu. Generasi baru mungkin memiliki interpretasi yang berbeda terhadap peristiwa yang sama.
Ungkapan "sejarah ditulis oleh para pemenang" memang mengandung kebenaran, namun tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya penjelasan atas bagaimana sejarah terbentuk. Sejarah adalah konstruksi sosial yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti politik, ekonomi, budaya, dan ideologi. Tugas sejarawan adalah untuk menggali berbagai perspektif, menguji sumber-sumber secara kritis, dan menyajikan gambaran sejarah yang seakurat mungkin.
Sumber Referensi:
Hagijanto, A. D. (2021). Membaca Ambiguitas pada Ilustrasi Visual Narasi Pembelajaran Sejarah di Media Sosial. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 204-213.
https://historicalmeaning.id/apakah-benar-sejarah-ditulis-oleh-pemenang/