Hari ini, 14 Februari adalah hari Kasih Suara buat teman-teman di seluruh Indonesia. Ada yang masih galau hendak memilih apa. Kalau saya galau karna hujan di luar lebat sekali pagi ini.
Bayangkan, pagi hari pemungutan suara yang diharapkan akan berjalan lancar, tiba-tiba langit memutuskan untuk menyiraminya dengan rintik hujan yang lebat. Atau bahkan, dalam hitungan menit sebelum pemungutan suara ditutup, petir menyambar dan membuat orang-orang berlarian mencari tempat berlindung.Â
Bagi sebagian orang, cuaca yang buruk saat pemilu mungkin terdengar seperti lelucon. Namun, bagi mereka yang berada di garis depan, seperti petugas pemungutan suara, panitia pemilu, dan pemilih yang gigih, cuaca bisa menjadi masalah serius.Â
Dr Erma Yulihastin pakar Klimatologi dari BRIN sudah mengingatkan skenario terburuk Banjir saat pencoblosan "Hujan, angin ribut, banjir, gelombang tinggi, itu semua bukan peristiwa terpisah. Kita harus waspada hujan ekstrem.", ujarnya.
Banjir, ya itu jenis bencana yang paling dekat dengan kota-kota besar, sedangkan di Jawa Barat turut dihantui oleh bencana longsor.
Berdasarkan data kejadian bencana longsor selama 10 tahun terakhir (BNPB, 2023), tercatat sebanyak 1943 kejadian bencana longsor di Provinsi Jawa Barat.
Apa yang membuat longsor sebenarnya? Kejadian longsor dipengaruhi faktor geologi, vegetasi, jenis dan tekstur tanah, dan seperti hari ini yaitu curah hujan yang tinggi. Penyebab lain terjadinya longsor adalah aktivitas manusia, seperti illegal logging yang pada akhirnya menyebabkan ketidakstabilan lereng, perubahan kecuraman lereng, pembebanan bangunan yang berlebihan di daerah perbukitan.Â
Andil curah hujan yang tinggi karna dapat menambah massa tanah sehingga kestabilannya berkurang.
Pada intinya, air butuh ruang, maka yang harus disiapkan adalah ruang dan jalan untuk air tersebut. Harapannya setiap warga dalam satu Daerah Aliran Sungai DAS mau membangun sistem genangan dan atau sistem resapan (dengan teknologi konservasi tanah dan air atau teknologi pemanenan air hujan) di lahannya masing-masing.Â
Oke, mungkin itu sudah masuk ke teknis. Tapi ada satu tugas yang sulit dipenuhi oleh masyarakat luas, yaitu dari aspek perilaku. Masih banyak dari kita yang memiliki perilaku melanggar. Berbagai pelanggaran tata ruang, yang menjadi salah satu akar penyebab banjir, masih banyak masyarakat belum paham pentingnya lahan bebas di sempadan sungai. Padahal sudah aturan yang mengikat. Sedangkan pada masyarakat adat yang memiliki berbagai bentuk kearifan lokal, aturan (rules) yang ada bersifat tidak formal (bukan produk negara), dan bahkan tidak tertulis, tapi justru ditaati.Â
Balik ke Pemilu hari ini, semoga banyak lokasi TPS ditempatkan di posisi terhindar banjir dan bencana longsor. Setidaknya warga memilih dengan tenang tanpa diintimidasi bencana, cukup kegalauan memilih capres yang pastinya, tidak akan ada Capres yang akan membawa Indonesia kembali 0. Semua pasti memberi kemajuan pada Indonesia denga versi mereka sendiri. Selamat hari demokrasi! ***
Yogina Situmorang | Â Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran