Mohon tunggu...
YOGI AGUSTN
YOGI AGUSTN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Hobi saya menulis, Main musik dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Kebijakan Fiskal dan Moneter Mempengaruhi Pertumbuhan GDP dan GNP?

20 September 2023   14:11 Diperbarui: 20 September 2023   14:26 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gros Domestik Produk (GDP) adalah ukuran terluas dari ekonomi suatu negara dan hal ini mewakili total nilai pasar dari semua barang dan jasa yang di produksi di suatu negara selama tahun-tahun tertentu. GDP ini hanya mencatat berbagai barang dan jasa saja yang di produksi d suatu negara.

   Sedangkan Gros Nasional Produk (GNP) adalah suatu indikator ekonomi yang di gunakan untuk mengukur nilai total dari nilai ekonomi dari semua nilai-nilai pasar atas barang dan jasa yang di produksi oleh warga atau penduduk suatu negara. GNP ini berbeda dengan GDP, Sebab GNP ini mencatat keseluruhan kegiatan ekonomi di suatu negara seperti pendapatan suatu negara baik warga negara sendiri maupun warga negara asing yang bekerja di negara tersebut.

PENTINGNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUATU NEGARA 

Tentu kita ketahui ekonomi adalah suatu kegiatan sosial dan suatu pembelajaran bagi masyarakat ataupun penduduk bagaimana cara mereka mengalokasikan sumber daya yang ada yang sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Di suatu negara ekonomi ini merupakan suatu faktor yang sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan kemajuan di suatu negara. Berikut ini adalah mengapa pentingnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara:

1. Pengurangan Kemiskinan, tentu pertumbuhan ekonomi itu sangat berpengaruh dan dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan di suatu negara dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan dan membuka peluang ekonomi yang luas bagi masyarakat. Karena adanya pertumbuhan ekonomi yg semakin meningkat sehingga berkurangnya angka kemiskinan dan terciptanya lapangan-lapangan pekerjaan bagi masyarakat hal ini tentu dapat mengubah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang awalnya berada dalam kondisi ekonomi yang rendah/buruk dan karena adanya pertumbuhan ekonomi ini maka tingkat pengangguran di suatu negara juga akan semakin berkurang karena adanya lapangan pekerjaan.

2. Peningkatan kesejahteraan, tentu kita ketahui bersama bahwa suatu negara dengan angka tingkat kemiskinan yang rendah  adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil sehingga terjadinya peningkatan kesejahteraan yang  berkesinambungan. Adanya pertumbuhan ekonomi yang stabil tentu dapat meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup penduduk suatu negara karena adanya peningkatan standar hidup masyarakat disuatu negara maka terciptalah peluang pekerjaan yang baru. Karena adanya peningkatan kesejahteraan tentu ini juga akan berdampak pada suatu negara tersebut, seperti meningkatnya pendapatan rata-rata dan memberikan akses yang lebih baik ke barang dan jasa termasuk pendidikan, perawatan, kesehatan dan insfrastruktur.

3. Peningkatan Investasi, telah kita ketahui bersama dengan penjelasan sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara itu sangat berpengaruh dan berperan penting bagi kemajuan dan perkembangan suatu negara. Selain pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan, peningkatan investasi juga akan tercipta jika di suatu negara pertumbuhan ekonominya stabil. Tentu kita ketahui bahwa dampak positif karena adanya pertumbuhan ekonomi yang stabil ini akan menarik para investor-investor untuk berinvestasi, baik investasi dalam negeri maupun asing yang nantinya dapat memperkuat sektor-sektor ekonomi dan menciptakan inovasi-inovasi yang baru.

  "Tujuan saya menulis artikel ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah saya. semoga Artikel ini Bisa berguna dan membantu buat semua pembaca agar dapat mengetahui tentang Bagaimana kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi pertumbuhan GDP dan GNP.

KEBIJAKAN FISKAL

Secara istilah kebijakan fiskal itu merupakan landasan yang dilakukan oleh suatu pemerintahan akan pemimpin suatu negara mengelola dan mengatur kondisi pendapatan dan keuangan suatu negara.

                Menurut para ahli seperti penjelasan oleh Haryadi mengemukakan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dipakai atau digunakan oleh pemerintah disuatu negara untuk dapat mengarahkan perekonomian disuatu negara tersebut. Tujuannya adalah untuk mengatur atau menyetir suatu arah yang baik sesuai dengan yang pemerintah inginkan.

                Kebijakan Fiskal sendiri adalah instrumen yang pemerintah gunakan untuk mengelola dan mengatur perekonomian suatu negara melalui pengelolaan pendapatan dan pengeluaran disuatu negara tersebut. Berikut ini adalah beberapa instrumen kebijakan fiskal yang biasa dan sering digunakan oleh pemerintah:

1. Belanja Publik: Guna untuk mempengaruhi petumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan suatu negara pemerintah dapat mengubah ataupun mengelola tingkat belanja publik dalam berbagai sektor seperti Pendidikan, kesehatan dan insfrastruktur.

2. Pajak: Pemerintah tentu akan mengelola yang namanya pajak guna untuk mengatur pendapatan suatu negara tersebut. Pemerintah juga dapat mengatur ataupun mengubah tarif pajak seperti menaikturunkan pajak tersebut sesuai dengan kebijakan fiskal yang ada di suatu negara tersebut.

3. Defiisit Anggaran:  Mungkin hal ini bisa diterapkan disuatu negara dapat dilihat dari dua sisi pandangan dan dampak yang akan terjadi yaitu dampak positif maupun dampak negatif bagi negara tersebut. Dampak positifnya bagi negara tersebut yaitu karena pemerintah bisa saja memutuskan untuk mengalokasikan lebih banyak anggaran dari pada yang diperoleh melalui pendapatan dan hal tersebut tentu akan memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dampak negatif nya dengan statement diatas tentu juga akan meningkatkan utang publik.

4. Subsidi: Sebagai upaya pemerintah untuk mengendalikan harga yang efektif tentukan akan mendorong pertumbuhan bagi sektor-sektor karena adanya subsidi dari pemerintah. Subsidi dari pemerintah kepada sektor-sektor tertentu seperti energi dan pertanian.

Kebijakan Kredit: Sebagai upaya suatu pemerintahan untuk mempengaruhi tingkat investasi dan konsumsi masyarakat tentu pemerintah dapat mengatur ataupun mengelola suku bunga atau persyaratan kredit.

Hal-hal diatas merupakan suatu bentuk instrumen dan kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan GDP. Misalnya, pada pengeluaran publik jika suatu pemerintahan meningkatkan pengeluran publik, contohnya melalui suatu proyek insfrastruktur besar-besaran, maka hal tersebut akan memicu dan meningkatkan pertumbuhan GDP. Namun, hal ini penting untuk di ingat bahwa dampak kebijakan fiskal ini tergantung pada konteks ekonomi global dan nasional yang lebih luas serta bagaimana suatu kebijakan pemerintah untuk mengimplementasikan dan mengaturnya.kebijakan fiskal tentu harus diatur atau disusun dengan hati-hati agar tercapainya tujuan yang diharapkan tanpa menciptakan masalah-masalah ekonomi yang baru seperti inflasi yang tinggi dan defisit anggaran yang tidak terkontrol.

KEBIJAKAN MONETER

         Tentu kita ketahui kebijakan moneter adalah suatu kebijakan sang otoritas moneternya yang digunakan untuk mengendalikan peredaran uang yang beredar dan taraf suku bunga, mengurangi ketidakstabilan ekonomi suatu negara dan mensugesti taraf permintaan agregat. Saya kutip juga dari media KOMPAS.com Tentang pengertian kebijakan moneter menurut para ahli. Menurut M.Natsir, yang dimaksud dengan monertary policy atau kebijakan moneter adalah segala tindakan atau upaya bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan variabel moneter (uang yang beredar, nilai tukar, suku bunga, dan suku bunga kredit) untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

Dalam upaya suatu negara untuk mempengaruhi perekonomian suatu negara tentu kebijakan moneter ini adalah instrumen yang digunakan oleh bank sentral di suatu negar untuk mengendalikan pasokanuan, suku bunga dan kondisi kredit. Berikut ini adalah instrumen dalam kebijakan moneter yang umum digunakan:

1. Suku Bunga, Tentu dalam pengendalian tingkat suku bunga adalah salah satu instrumen yang utama dalam kebijakan moneter. Tentu kita ketahui yang mengatur dan mengelola tingkat suku bunga disuatu negara adalah bank sentral. Bank sentral ini tentu yang mengatur dan menaikturunkan suku bunga acuan dalam suatu negara(tingkat suku bunga resmi) untuk dapat mempengaruhi pinjaman, tabungan dan investasi oleh perusahaan individu.

2. Operasi Pasar Terbuka, dalam operasi pasar terbuka ini bank sentral dapat membeli dan menjual surat berharga pemerintah atau instrumen keuangan lainnya dipasar terbuka.

3. Cadangan Wajib, bank sentral dapat mengubah persyaratan cadangan yang harus dipatuhi oleh bank komersial. Dengan kebijakan penurunan persyaratan cadangan dapat meningkatkan likuiditas bank-bank yang dapat digunakan untuk memberikan pinjaman lebih banyak kepada masyarakat.

4. Forward Guidance

5. Investasi Valuta Asing

Hal-hal diatas merupakan suatu bentuk kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi pertumbuhan GDP.

Hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter adalah salah satu aspek penting dalam mengelola ekonomi suatu negara. Kedua jenis kebijakan ini bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan ekonomi yang berbeda. Berikut adalah hubungan dan interaksi antara kebijakan fiskal dan moneter

1.   Tujuan Umum: Kebijakan fiskal dan moneter umumnya memiliki tujuan yang serupa, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat.

2.    Sinkronisasi: Pada saat yang sama, pemerintah dan bank sentral harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan ini. Koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter penting. Misalnya, jika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang sangat ekspansif (meningkatkan pengeluaran publik secara signifikan), bank sentral dapat merespons dengan kebijakan moneter yang ketat (meningkatkan suku bunga) untuk menghindari potensi overheating ekonomi atau inflasi yang tinggi.

3.    Kontraproduktif: Ketidaksesuaian antara kebijakan fiskal dan moneter dapat menjadi kontraproduktif. Misalnya, jika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang sangat ekspansif sementara bank sentral terus mengeluarkan kebijakan moneter yang ketat, ini dapat menciptakan ketegangan dalam ekonomi dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan.

4.    Peran Dalam Mengendalikan Inflasi: Bank sentral biasanya memiliki peran utama dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan suku bunga. Namun, pemerintah juga dapat berkontribusi dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan fiskal yang bijak. Menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran publik dapat membantu mengurangi tekanan inflasi jika ekonomi sedang mengalami overheat.

5. Dukungan Pertumbuhan: Kebijakan fiskal dan moneter dapat digunakan bersama-sama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Misalnya, dalam situasi resesi, pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran publik (fiskal) untuk merangsang permintaan, sementara bank sentral dapat menurunkan suku bunga (moneter) untuk merangsang pinjaman dan investasi.

6.    Ketidakseimbangan Makroekonomi: Ketidakseimbangan antara kebijakan fiskal dan moneter dapat menyebabkan masalah makroekonomi. Misalnya, jika pemerintah mengalami defisit anggaran yang besar (pengeluaran lebih besar daripada pendapatan), dan bank sentral juga menurunkan suku bunga secara signifikan, hal ini dapat meningkatkan risiko inflasi dan merongrong stabilitas ekonomi.

Koordinasi dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan bank sentral sangat penting dalam mencapai keselarasan antara kebijakan fiskal dan moneter. Ini memungkinkan negara untuk mencapai tujuan ekonomi secara efektif sambil menghindari konflik dan ketidakstabilan makroekonomi yang tidak diinginkan.

Selain kebijakan fiskal dan moneter, ada sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor-faktor ini dapat bersifat internal atau eksternal dan memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor utama:

1.    Investasi: Tingkat investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan modal manusia dapat memiliki dampak besar pada pertumbuhan ekonomi. Investasi yang cukup meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi.

2.    Inovasi dan Teknologi: Kemajuan dalam teknologi dan inovasi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menghasilkan produk dan layanan baru, dan meningkatkan daya saing ekonomi.

3. Sumber Daya Manusia: Kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat penting. Pendidikan, pelatihan, dan keterampilan yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

4.    Kondisi Bisnis: Regulasi yang baik, birokrasi yang efisien, dan iklim bisnis yang kondusif dapat mendorong investasi dan perkembangan sektor swasta.

5.    Keuangan dan Perbankan: Sistem keuangan yang stabil dan efisien memfasilitasi investasi dan pertumbuhan. Akses ke kredit dan modal juga penting.

Faktor-faktor ini sering saling berhubungan dan kompleks, dan setiap negara memiliki karakteristik uniknya sendiri. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil, negara-negara sering harus mengelola berbagai faktor ini dengan bijaksana dan seimbang

KESIMPULAN

Dari materi yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal dan moneter memiliki peran penting dalam mempengaruhi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP) suatu negara. Berikut adalah poin-poin kunci:

1.    Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal melibatkan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Peningkatan pengeluaran publik dan pemotongan pajak dapat merangsang aktivitas ekonomi dan pertumbuhan GDP. Namun, defisit anggaran yang tidak terkontrol dapat memiliki dampak negatif jangka panjang.

2.    Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter, yang diatur oleh bank sentral, melibatkan pengendalian suku bunga dan pasokan uang. Penurunan suku bunga dapat merangsang pinjaman, investasi, dan konsumsi, yang berkontribusi pada pertumbuhan GDP. Sebaliknya, peningkatan suku bunga dapat membantu mengendalikan inflasi.

3.    Koordinasi dan Sinkronisasi: Pentingnya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter untuk mencapai tujuan makroekonomi yang seimbang. Ketidaksesuaian antara keduanya dapat menciptakan masalah ekonomi.

4.    Inflasi: Baik kebijakan fiskal maupun moneter dapat memengaruhi tingkat inflasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan GDP. Inflasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berdampak negatif pada ekonomi.

5.    Investasi dan Produktivitas: Kebijakan fiskal dan moneter juga dapat memengaruhi tingkat investasi dan produktivitas ekonomi. Investasi yang cukup dalam infrastruktur dan teknologi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

6.      Stabilitas Makroekonomi: Kebijakan fiskal dan moneter yang bijak dapat membantu menjaga stabilitas makroekonomi, yang merupakan prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

7.      Faktor-faktor Lain: Selain kebijakan fiskal dan moneter, faktor-faktor lain seperti inovasi, pendidikan, stabilitas politik, dan perdagangan internasional juga memiliki dampak penting pada pertumbuhan GDP dan GNP.

Kesimpulannya, baik kebijakan fiskal maupun moneter adalah alat penting dalam mengelola pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan, pemerintah dan bank sentral perlu mempertimbangkan dampak kebijakan mereka pada aktivitas ekonomi, inflasi, dan stabilitas makroekonomi secara keseluruhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun