PENURUNAN KUALITAS SISWA DI YOGYAKARTA
Oleh: Yogie Irawan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas siswa baik segi akademis maupun segi interaksi sosial. Oleh karna itu Pembelajaran Jarak Jauh juga dinilai dapat memiliki ketimpangan antara siswa yang mampu secara ekonomi dan siswa yang kurang mampu. Dari permasalahan tersebut, salah satu cara penyelesaiannya adalah mengurangi intensitas Pembelajaran Jarak Jauh agar Pendidikan tidak menumui kiamat. Memang kalau bisa dibilang kualitas siswa menurun dari berbagai hal. Jika dibandingkan dengan tatap muka, itu ada beberapa penjelasan guru yang tidak dapat tersampaikan," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 3 Yogyakarta, Supriyana, saat dimintai tanggapan, Kamis (3/3/2022). Fakta yang dirasakan oleh para tenaga pendidik di anatara rasa hormat siswa terhadap guru saat menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh yang sangat menurun. Ini sudah terbukti Ketika pihak sekolah mengadakan Pembelajaran Jarak Jauh yang diikuti setengah dari total dari total siswa dan setengahnya lagi di ruang kelas secara tatap muka.dan kegiatan belajar mengajar tersebut tidak diikuti siswa sepenuhnya. " itu dikarenakan siswa tidak melihat guru secara langsung, jadi mereka bisa di sambi-sambi saat belajar pembelajaran daring. Saya pun begitu heran Ketika daring dan luring dilakukan kebersamaan yang dilakukan siswa tidak secara penuh " dalam hal ini tenaga pendidik juga menghimbau bahwa kepada para siswa supaya pemperhatikan penjelasan dari para pendidik. " di dalam aplikasi tersebut digunakaan untuk pelaksaan Pembelajaran Jarak Jauh itu pastinya ada untuk memanggil siswa jika tidak memperhatikan, tetapi hal tersebut tidak maksimal " Ketika guru melakukan interaksi sosial kpada siswanya, para siswa susah untuk merespon interaksi tersebut, yang lebih meherankan adalah Ketika pembelajaraan daring selesai ada beberapa siswa yang segera meninggalkan forum "tetapi ada juga anak yang tidak sama sekali meninggalkan forum, nah si anak kemana berarti pada saat Pembelajaran Jarak Jauh dimulai anak tersebut berada pada tempat lain". Dengan kondisi pembelajaran yang seperti itu ia sepakat bahwa dapat penurunan kualitas siswa dari banyak hal, ia juga mengklaim bahwa dunia Pendidikan sudah mengorbankan generasi saat ini khususnya mereka para siswa yang sedang menjalani Pendidikan Jarak Jauh saat ini. " dulu awal-awal saat menjalani Pembelajaran Jarak Jauh tidak ada masalah. Mungkin karena terlalu lama Pembelajaran Jarak Jauh, dan dalam tanda kutip kita korbankan generas ini "  dan ia menjalankan bahwa tatap muka tetap hrus dilaksanakan walaupun intensitasnya dikurangi. Ia beharap Pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga siswa tetap dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Seorang wali murid mengatakan bahwa semenjak dilakukannya Pembelajaran Jarak Jauh, anaknya kini yang duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar menjadi sangat sulit diatur. Biasanya anaknya yang diharusnya sebelum bangun pukul 06.00 WIB. Tetapi kini kebiasaan itu sudah tidak berlaku semenjak pembelajaran via daring. Pada sat itu di Yogyakarta menerapkan evaluasi standar Pendidikan bernama Asesmen Standar Pendidikan Daerah { ASPD  }. Budi menjelakan bahwa Ujian Nasional ditiadakan maka Yogyakarta mengunakan ASPD untuk menilai dan mengetahui kelulusan seorang siswa. Dari ASPD hasil yang sudah diketahui bahwa daya serap siswa menurun disbanding sebelum pandemi. Dari ASPD tahun ini diketahui untuk jenjang SD tahun pada 2021 adalah 6,3 dibandingkan nilai rata-rata UASBN 2019 adalah 7,6. Kepala dinas Pendidikan pemuda dan olahraga mengatakan penurunan kualitas memang terjadi selama Pembelajaran Jarak Jauh. Siswa hanya  dapat menyerap 70 persen saja bahkan ada kajian mengenai pembelajaran jarak jauh yang berkaitan dengan materi yang diserap pada siswa hanya dapat sekitar 70 persen. Jadi selama ini ujiann nasional ditiadakan dan tidak ada standarisasi dari pusat maka DIY mengunakan ASPD. Maka disdipora menjelaskan bahwa Lembaga telah melakukan survey dari pelaksanaan Pembelajakan Jarak Jauh yang dapat berlangsung selama 16 bulan dikarenakan pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H