Mohon tunggu...
Yoghi Lambesis
Yoghi Lambesis Mohon Tunggu... karyawan swasta -

i am a Writer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ada Mafia di Bogor

27 Agustus 2014   22:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu pagi kemarin sekitar pukul 10.00 waktu bagian Bogor. Saya diajak teman pergi ke pengadilan di daerah pusat kota Bogor.  Kata teman saya dia meminta antar ke pengadilan untuk ambil STNK motornya yang terkena tilang. Karena dia tidak tahu tempatnya, akhirnya saya mengantarkan teman saya itu.

Sampai tibanya di tempat pengadilan, teman saya bilang, "Berapa ya dendanya?" saya cuma menggeleng, karena saya pun belum pernah berurusan dengan tilang ataupun pengadilan.

Setelah berada di area pengadilan, saya dan teman mencari dimana tempat saya dan teman saya bisa membayar denda serta mengambil STNK nya. Seseorang lalu memanggil kami, "Mas, mau bayar tilang? disana!" seseorang itu menunjuk kedalam, seperti gang kecil. Kami pun menuruti dan pergi ke tempat yang ditunjukan pria separuh baya itu.

Setelah kami masuk, disana terdapat loket kecil dengan bapak Polisi berseragam sedang melayani pria yang usianya mungkin sekitar 50an. Disana kami mendengar bapak polisi yang di dalam dan bapak yang berusaha berbicara keras agar terdengar melobi-nya, sedang tawar menawar harga. Otomatis  saya langsung menoleh ke teman saya dan bilang, "Bisa ditawar, mungkin gak sampe seratus ribu." teman saya mengangguk sambil terkekeh.

Tiba saatnya kami dipanggil oleh bapak polisi didalam loket. Polisi itu menyapa kami dengan ramah. lalu menanyakan ada keperluan apa, padahal jelas sekali kedatangan kami itu buat tebus STNK, gimana sih?.

"Mana surat tilangnya?" teman saya lalu memberikan surat yang disimpan didalam dompetnya.

"Dua pasal ya," lanjut penjaga loket.

"Berapa?" tanya teman saya.

"130 ribu."

"80 ribu aja."

"Nggak.'' (udah kaya nawar baju emperan, tadinya kalo gak dikasih mau pergi aja cari yang murah) :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun