Mohon tunggu...
Yogha Dody Kusnur Sabhara
Yogha Dody Kusnur Sabhara Mohon Tunggu... lainnya -

kreatif, pekerja keras dan suka tantangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sifat & Cintamu Berdasarkan Golongan Darah (bag 1)

21 November 2012   03:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:58 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramalan berdasarkan Golongan Darah

Nah di Indonesia sendiri mungkin banyak orang yang tidak mengetahui golongan darah dirinya. Berbanding terbalik dengan di Jepang, orang Jepang akan kaget setengah mati, bila mendengar jika ada seseorang yang tak tahu jenis golongan darahnya. Golongan darah seseorang di Negara matahari terbit itu amatlah penting, karena golongan darah, bisa digunakan untuk mengenali masing-masing pribadi, mulai dari tingkat emosi, penilaian saat melamar kerja, sifat pribadi hingga asmara alias jodoh. Makanya jangan kaget di banyak perusahaan Jepang yang mencantumkan golongan darah sebagai salah satu syarat dalam melamar pekerjaan.

Di Negara Indonesia, masyarakat kita lebih akrab dengan ramalan sifat, asmara dll berdasarkan astrology, tarot card hingga shio, namun di Jepang, golongan darah justru amat sering digunakan seperti ramalan astrologi, yang biasanya kita gunakan dalam melihat peruntungan mulai dari karir, keuangan, kesehetan hingga asmara. Pelopornya adalah Takeji Furukawa, pada tahun 1927 yang menulis “The Study of Temperament Through Blood Type”.

Penelitian Takeji Furukawa bermula dari keyakinannya tentang adanya hubungan yang kuat antara golongan darah dengan kepribadian seseorang. Hal itu karena Takeji yang pernah bekerja di sebuah instansi, mengamati adanya perbedaan temperamen pada teman pekerja. Laporan penelitiannya amat sangat sederhana. Seperti, golongan darah A lebih temperamen dan emosional, sedangkan golongan darah B kebalikannya. Secara mudah, hanya membagi manusia dalam dua kategori, baik atau buruk.

Makalah tersebut meskipun minim penelitian ternyata mendapat tanggapan yang sangat baik di kalangan masyarakat jepang. Bahkan pemerintah Jepang saat itu sampai memberikan dana yang besar untuk membiayai riset sang profesor untuk membuat pasukan tentara yang hebat dan tak terkalahkan namun nampaknya program ‘soldier of fortune’ tersebut gagal.(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun