[caption id="attachment_268736" align="aligncenter" width="300" caption="Tampilan LED Running Text Raksasa ala Dewa Menthok Resto"][/caption] Rasanya belum menjadi Orang Malang (baca : AREMA) jika belum icip-icip makanan khas Malang Raya dengan basis pendukung bola terkuat di Indonesia.
Malang Selain lekat dengan Pendukung Singo Edan, juga kaya akan keragaman menu kuliner, dari yang sederhana, khas hingga tingkat ekstrim.
Dan sebagai pecinta Kuliner yang besar di Kota dingin yang sudah tak sedingin dulu, saya selalu berusaha mencari sesuatu yang berbeda dan tentunya pas di lidah saya yang lumayan pemilih.
Dari omongan teman dan keluarga yang sesame pecinta kuliner, saya mendapati adanya Rumah Makan baru dengan konsep menu sehat namun tetap nikmat (biasanya nikmat itu lupa sehat, kebanyakan kolesterol dll).
Nama Dewa Mentho Resto amat asing di telinga kami, namun membuat saya tertarik nntuk mencoba sesuatu yang baru. Saat berencana makan bersama, kami sekeluarga bercanda tentang betapa takutnya kakak ku akan Menthok yang pernah menyerangnya saat masih di sekolah dasar dulu. Kami sekeluarga sepakat untuk mengunjungi Rumah Makan baru ini di akhir pecan.
Mengunjungi Rumah Makan ini agak lumayan susah, walaupun berada di dalam kota, karena bukan daerah strategis/ pinggir jalan raya yang memudahkan kita mendapati rumah makan biasanya.
Dewa Menthok Resto berada di jalan Candi Trowulan No. 35 Kecamatan Blimbing, dan masuk kurang lebih 150m dari jalan raya soekarno hatta Malang, poros utama bisnis Kota Malang
Rumah Makan ini memiliki menu yang lumayan beda denga makanan-makanan khas di Malang yang cenderung mengikuti trend. Saat laris Iga baker, semua rumah makan punya menu Iga Bakar. Saat Bebek Goreng Lalapan laku, semua rumah makan di malang menjual menu Bebek goring lalapan.
Dari depan saja tampilan Dewa Menthok Resto sudah beda dengan nuansa modern dengan terpampangnya layer LED ukuran besar dengan running text yang cukup meriah dipadu dengan deretan lampu LED kecil-kecil sebagai pemanis.
Masuk ke dalam Dewa Menthok Resto, kita disambut dengan suasana gemiricik air kolam yang menyembur dan semilir angin yang sepoi-sepoi. Baru kali ini saya merasa seakan sedang makan dengan nuansa alam yang amat segar dan kental rasa alaminya, padahal sekedar mengingatkan Restoran ini berada di pusat Kota Malang yang ramai dan padat, (di samping kampus STIE Kucewara Malang).
Nuansa damai dan alami yang terbangun amat ‘nendang’ begitu masuk Dewa Menthok Resto. Nah ini nuansa yang selalu saya cari dimanapun saya berada, mengingat bekerja di Ibukota membuat symbol-simbol sel otak kita dipenuhi dengan tingkat stress yang tinggi.
Ada beberapa ruangan yang dapat dipilih, namun sejak saya memasuki Dewa Menthok Resto ini, saya sudah tertarik dengan Gazebo di belakang kolam pancur yang dipenuhi ikan hias beraneka ragam warna. Begitu duduk, Gazebo amat natural dengan hiasan atap rumbai, terkesan minimalis namun sentuhan pohon besar yang menaunginya memberikan angin sejuk dan hawa segar sehingga penat diperjalanan langsung lenyap.
Tawaran menu paling spesial segera saya pesan untuk keluarga yang antara lain : Menthok Bakar Madu, Menthok Lada Hitam, Menthok Rica-Rica, Empal Menthok dan Bebek Bakar Madu dengan sambel pencit, sambel hijau dan sambel spesial pedas.
Mungkin diantara kita belum akrab dengan Menthok. Jika ditelusuri dari segi spesies, Menthok merupakan ungas yang sejak dahulu dekat dengan kehidupan masyarakat nusantara khususnya di Jawa.
Menthok yang juga dipanggil Entog merupakan jenis unggas dengan tingkat populasi yang lambat dan amat susah untuk dibiakkan bahkan dengan tehnologi peternakan yang sudah maju saat ini. Namun justru itu titik terkuat untuk memilih variasi masakan Mentho karena menthok tumbuh kembangnya secara alami dan tidak terpengaruh dengan obat-obat perangsang pertumbuhan yang biasa diberikan di unggas lainnya macam bebek dan ayam.
Tak sabar rasanya untuk mencicipi Menthok Bakar Madu yang katanya merupakan menu favorit warga luarkota (saya termasuk luarkota, karena mencari nafkah di Jakarta hehehe). Agak lama juga untuk menunggu semua pesanan dating, sehingga saya memutuskan untuk memanggil pelayan untuk menghidangkan yang sudah matang terlebih dahulu. Rasa lapar di hati (penasaran) terkadang lebih kejam dibandingkan lapar di perut. Uap panas dari empal menthok dengan aroma yang khas membangkitkan selera makan hingga titik 88%. Tak sabar menyendokkan nasi ke mulut dengan gigitan empal yang terasa empuk dan hangat.
Tekstur menthok amat khas, rasanya mirip dengan daging sapi dengan tingkat karkas yang lebih tebal namun empuk. Rasa sapi ala empal menthok dipadu dengan sambel hijau pekat meningkatkan rasa pedas hingga ke titik temu dengan kesimpulan Nikmat. Belum puas menikmati empal menthok, datang Menthok Bakar madu dan Rica-Rca menthok. Kami sekeluarga pun hanyut akan kenikmatan rasa menthok yang disajikan. Lagu favorit Hotel California by Eagle menghidupkan suasana riuh makan bersama kami sekeluarga. Patut dicatat juga Dewa Menthok Resto juga ada fasilitas Free Wifi untuk yang gila update ataupun yang doyan browsing.
Rica-rica menthok memiliki aroma Rica-rica namun dengan rasa khas jawa timur yaitu manis dan pedas. Daging kesat menthok Bakar Madu amat menggugah selera untuk mencoba menikmatinya dengan sajian sambel pencit (mangga muda). Menthok lada hitam amat kental rasa lada yang pedas di lidah hingga selesai makan, dengan irisan sayur dan sayatan jamur tiram yang disiram kuah kental mentega (bukan minyak goring)
Tak terasa menu sajian telah tandas tak tersisa. Candaan kami di awal akan kegalakan menthok yang hobi nyosor kembali menjadi bahan tertawaan. Dan saya pun ‘mematenkan’ salam Menthok dengan sodoran bibir menthok yang panjang ke depan. Sambil menikmati jus buah segar yang menurut pelayannya merupakan buah Organik, demikian juga dengan sayuran yang dipakai sebagai bahan saji merupakan sayur organic. Dan menurut pelayan yang lumayan manis ini memaparkan mengenai kandungan lemak Menthok yang terendah di klas unggas dan amat aman untuk dikonsumsi saat diet sehat maupun untuk kesehatan penderita kolesterol mengingat kadar lemak yang rendah (3,8%)
Konsep makan nikmat, modern, sentuhan alami namun sarat dengan pesan sehat, membuat saya akan selalu mengenang dan pastinya akan mengunjungi Dewa Menthok Resto kembali di saat liburan tiba.
Tak salah jika Kota Malang termasuk dalam Kota yang kreatif terutama dengan sajian makanan yang nikmat namun tetap menyehatkan. Salam Dewa Menthok (sambil manyunkan bibir ala Menthok)
[caption id="attachment_268734" align="alignnone" width="300" caption="Menthok Bakar Madu ala Dewa Menthok Resto"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H