Saya tidak suka menunjukkan afiliasi politik saya. Buat saya politik itu kotor dan sama saja, masuk bagus pun ujung-ujungnya brengsek. Dulu saya ngefans habis sama Budiman Soedjatmiko, keren dan revolusioner untuk negara ini pikir saya. Sampai sekarang saya belum lihat ada kontribusi berarti darinya untuk Indonesia dari segi pemerintahan, boro-boro revolusi bikin Indonesia bersih dan nyaman untuk ditinggali. Percuma toh gontok-gontokan sama teman kalau ternyata calon yang saya pilih ga ada gunanya? Itu lagi satu yang saya malas, debat berkepanjangan sama teman dan keluarga yang afiliasi politiknya beda dengan saya. Kalau ada gunanya sih yuk mari, biar Indonesia lebih baik; tapi biasanya cerita lama terulang: pemimpin yang korup dan ga becus plus warga negara yang ga pedulian. Percuma toh?
Tapi pilpres kali ini beda.
Di blog saya (kucinghitam.blogspot.com) saya berani buka mulut dan menulis pendapat saya tentang berbagai hal yang menurut saya bisa mengubah dunia jadi lebih baik. Saya menulis tentang anti-bullying. Saya menulis tentang persamaan hak untuk semua orang. Saya menulis tentang respect/hormat untuk semua orang (termasuk PSK). Saya menulis tentang agama di Indonesia, berusaha menyadarkan orang-orang agar tidak saling membenci atas dasar agama. Saya tahu pendapat saya bertentangan dengan banyak teman saya, dan mereka bisa balik bodi karena tidak suka dengan pendapat saya. Buat saya ini adalah risiko yang sepadan, karena saya percaya isu yang saya kemukakan penting untuk kelangsungan dan keutuhan Indonesia, dan penting untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk calon anak cucu saya nanti. Maka dari itu, untuk pilpres kali ini saya memutuskan bersuara. Saya memutuskan mendeklarasikan pilihan saya.
Tag line nya: I stand on the right side. Apakah Jokowi-JK itu "the right side" saya tidak tahu. Tapi "harapan" buat saya akan selalu menjadi "the right side", dan itu yang ada di pihak Jokowi-JK. Harapan. Saya bukan memilih Jokowi-JK karena yakin mereka bisa mengubah dan membereskan Indonesia dan semua jadi super ok. Mereka cuma manusia, yang mana terikat koalisi partai dan masuk ke dalam sistem pemerintahan yang korup dan carut marut, dimana kepentingan seorang 'saya' lebih penting daripada kepentingan segenap 'bangsa'. Naif sekali bila berpikir mereka sendirian bisa membetulkan negara ini. Tapi mereka tidak sendirian. Para pendukung Jokowi-JK percaya pada mereka, percaya bahwa Indonesia bisa jadi lebih baik. Hampir semua komentar dan dukungan terhadap Jokowi-JK yang saya baca terasa tulus dan penuh harapan akan Indonesia yang lebih baik, dan saya yakin para pendukung ini akan terus mengawal dan mengusahakan Indonesia yang lebih baik. Saya tidak percaya Jokowi-JK, tapi saya percaya sepenuhnya pada rekan-rekan sebangsa dan setanah air. Saya percaya Indonesia.
Untuk pertama kalinya Indonesia bersuara lantang, walau mungkin sebatas di kota besar. Untuk pertama kalinya Indonesia tidak cuma diam dan cuek terhadap politik dan pemimpin negara. Untuk pertama kalinya Indonesia tersadar bahwa Indonesia bisa jadi lebih baik, dan berani memilih dan mengambil langkah ke arah itu. Ini 'harapan' yang saya maksud, ini 'harapan' yang saya perjuangkan. I stand on the right side, I stand on the side of Hope. Indonesia, saatnya bersuara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H