Semenjak kepemimpinan Bupati Suprawoto alias Kang Woto, Magetan memiliki gebrakan baru yang berupa gerakan literasi. Gebrakan tersebut merupakan gebrakan untuk menciptakan masyarakat Magetan yang sadar tentang pentingnya literasi. Sehingga diharapkan dengan adanya kesadaran literasi, masyarakat akan menghasilkan karya yang berujung positif pada pembangunan Kabupaten Magetan. Lalu seberapa jauh kegiatan literasi dapat membangkitkan potensi ekonomi baru di Magetan ?.
Apabila kita pikir-pikir saat ini, gerakan literasi di Magetan  memang telah menunjukkan sisi positif. Sebagai contoh adalah penataan total perpustakaan Magetan yangl lokasinya berada di sebelah barat alun-alun Magetan, tepatnya di selatan Masjid Agung Baitussalam. Keberadaan perpustakaan tersebut merupakan langkah awal Kang Woto dalam membangun gerakan literasi di Magetan. Penulis sendiri waktu membuat tesis, sangat menggantungkan penelitian di perpustakaan tersebut. Bayangkan, sejarah Magetan yang sebelumnya jarang diketahui, sejak era Kang Woto mulai bermunculan buku sejarah Magetan di Perpustakaan Magetan.
Sementara itu di lantai dua ada layanan kearsipan Magetan. Sayangnya kalau kita melakukan penelitian sejarah disana, sumber-sumbernya masih kurang. Penulis sendiri sempat ke layanan arsip tersebut, dan penulis  menjumpai bahwa sumber-sumber yang tersedia banyak berasal dari KITLV yang diprint. Sebenarnya dapat diakses secara bebas di internet. Meskipun demikian, pada tanggal 19 Desember 2019, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan mengadakan "Magetan Arsip Festival", yang merupakan pameran arsip pertama kali di Magetan.
Selanjutnya adalah pembangunan Graha Literasi di kecamatan Plaosan. Setelah penataan ulang perpustakaan Magetan, maka selanjutnya Kang Woto mendirikan Graha Literasi. Batu pertama pembangunan Graha Literasi diletakkan pada tanggal 08 Juni 2021, dan diresmikan pada tanggal 17 Desember 2021. Tujuan pembangunan Graha Literasi ini untuk mendukung kegiatan literasi di Kabupaten Magetan seperti membaca, menulis, maupun pelatihan-pelatihan yang erat dengan kegiatan literasi. Bahkan pemerintah Kabupaten Magetan juga sedang membangun asrama di kawasan Graha Literasi guna memberikan fasilitas bagi para pengunjung yang membutuhkan inspirasi dalam menulis. Tentunya, pemerintah Kabupaten Magetan menggandeng Perpustakaan Nasional dalam mewujudkan pembangunan Graha Literasi tersebut.
Selain itu, pihak Kang Woto sendiri telah menulis buku, beberapa buku karya Kang Woto di antaranya adalah Dalam Uripku (2016), Menjahit Mimpi Rakyat sebanyak 3 jilid (2021-2022), dan Antuk Amanah Bupati Magetan (2022). Bahkan Kang Woto juga memiliki kolom khusus di Radar Madiun yang bernama bupati Menulis. Beberapa tulisan Kang Woto di kolom "Bupati Menulis" Radar Madiun diantaranya, PPK dan Nasib Honorer (19 Februari 2019), Penulisan Sejarah Kabupaten Magetan (29 September 2020), dan Trilogi Sejarah Madiun Raya (18 Maret 2021). Dari tulisan-tulisan Kang Woto tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sang bupati Magetan memang benar-benar hobi dalam menulis. Bisa jadi Kang Woto sengaja mendidik masyarakat Magetan agar menjadi seorang penulis.
Akan tetapi pertanyaan yang muncul, bisakah indentitas literasi menjadikan Magetan sebagai potensi ekonomi baru ?. Untuk menjawabnya agak susah, karena dampak pembangunan literasi biasanya hanya dapat dirasakan jangka panjang. Akan tetapi bukan berarti dalam jangka pendek itu mustahil. Kita bisa melihat hal ini dalam pembangunan asrama di Graha Literasi, bukankah ini gebrakan luar biasa ?. Â Kok bisa ?
Baiklah, Magetan selama ini dikenal dengan wisata alamnya. Walaupun sebenarnya potensi wisata alam tersebut hanya berada di wilayah Magetan sisi barat seperti wilayah kecamatan Plaosan, Panekan, dan Poncol. Jadi apabila kita mengenal Mesir sebagai "Berkah Sungai Nil", maka kita dapat Mengatakan bahwa Magetan adalah "Berkah Gunung Lawu". Mungkin tanpa Gunung Lawu, Magetan akan mengalami krisis identitas bahkan bisa jadi krisis ekonomi. Sayangnya, keberadaan wisata-wisata alam di Magetan tidak dibarengi dengan keberadaan perguruan tinggi-perguruan tinggi besar layaknya kota Jawa Timur lainnya, misalkan Malang. Pasti kita yang pernah kuliah di Malang sudah tahu bahwa banyaknya perguruan tinggi besar di Malang membuat penduduk Kota Malang menggantungkan kegiatan ekonomi pada bisnis kost-kostan dan juga kuliner. Namun bukan berarti pemerintah Kabupaten Magetan harus meniru Malang dengan mempunyai perguruan tinggi-perguruan tinggi  besar. Sebaliknya, pemerintah Kabupaten Magetan tidak usah mempunyai perguruan tinggi besar. Jadi pemerintah kabupaten Magetan bisa lebih fokus untuk mengembangkan Magetan sebagai pusat kegiatan literasi atau pusat sumber penelitian perguruan tinggi yang berbasiskan pada literasi.
Dengan demikian, sebaiknya tugas pemerintah kabupaten Magetan hanya menyediakan sumber-sumber penelitian saja secara besar-besaran yang berbasis pada literasi, sehingga penyediaan sumber-sumber penelitian itu akan menjadi penarik bagi segenap civitas akademika perguruan tinggi  maupun peneliti non perguruan tinggi se-Indonesia untuk mengerjakan risetnya di Magetan. Apabila program tersebut tersebut berhasil maka bukan tidak mungkin potensi baru ekonomi Magetan akan tumbuh melalui kegiatan penelitian dan literasi dari pihak-pihak yang datang dari luar Magetan.
Akan tetapi, untuk mewujudkan Magetan sebagai pusat literasi, tidak lah mudah dan membutuhkan waktu lama. Perlu kerjasama lebih intensif dengan berbagai lembaga-lembaga penelitian, penerbitan, maupun perpustakaan di tingkat nasional maupun internasional. Pemerintah Kabupaten Magetan kelihatannya juga sudah memulai  mewujudkan keinginan tersebut dengan berhasil membuat Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tertarik untuk membuka kampus di Magetan. Sekarang  kampus UNESA di Magetan masih dalam tahap pembangunan. Selain itu, pemerintah Magetan juga memiliki tugas di bidang non literasi, khususnya di bidang pembangunan ekonomi masyarakat. Jadi apabila kita menanyakan, dapatkah kegiatan literasi di Magetan memicu potensi ekonomi baru ?, jawabannya bisa, akan tetapi tidak dalam jangka waktu singkat tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H