Mohon tunggu...
Yogaswara F. Buwana
Yogaswara F. Buwana Mohon Tunggu... Freelancer - Pemikir Bebas

Manifesto Kaum Bodo Amat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Atas JPO

27 Maret 2023   10:55 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang mahasiswa berjalan di tepi jalan raya
Dia merasa malam itu sangat dingin
Sementara buku-buku di tasnya semakin terasa berat
Ya, dia baru saja pulang dari kampus hari itu
Dan wajahnya terlihat sangat kelelahan
Namun dia terus berjalan menyusuri trotoar
Sambil menyaksikan pemandangan jalan raya yang sangat ramai

Sedikit lagi dia melangkah ke atas
Dengan mendongakkan kepala dia memandang sebuah JPO yang cukup tinggi
Apakah ini akan menguras tenaganya ?
Tidak, itu sudah biasa seperti pemandangan sehari-hari
Walaupun nafas kelihatan muram
Dia tetap menyusuri tangga bersama dengan bisingnya suara kendaraan

Diketuk-ketuknya pagar yang ada di pinggir tangga
Lalu sang mahasiswa bergumam "masih cukup kuat"
Ketika sampai di atas JPO itu, dia melihat wajah yang lebih lelah disana
Tubuh-tubuh yang menyandarkan diri di di pagar
Atau badan-badan yang telah terbuai di lantai
Mereka seolah kebal terhadap dingin, tapi apabila mereka sakit pun kita tak akan pernah tahu

Suara kendaraan terus menerus menggema
Mereka memandang sang mahasiswa dengan tatapan biasa
Seolah hati mereka sudah menerima nasib malang
Hidup keras di jalanan, dan beristirahat di atas mobil-mobil mewah

Sedangkan sang mahasiswa memandang ke bawah
Dia menyaksikan gerobak berisi dua orang anak ditarik oleh seorang pria dewasa, dan di belakang gerobak seorang wanita dewasa mengikuti mereka dengan membawa serta makanan dan minuman
Lalu mereka berbuka bersama di pinggir jalan malam itu
Sedangkan sang mahasiswa hanya sendiri sambil menatap pemandangan itu

Ketika sang mahasiswa menatap lurus ke kanan dan kiri
Dia menyaksikan gedung-gedung pencakar langit
Jendela kaca menjadi tirai bagi para pekerja di dalamnya
Dan sang mahasiswa pun melihat wajah lesu bertaburan di dalam gedung itu

Sang mahasiswa kebingungan
Mana yang lebih bahagia ?
Dalam hatinya bertanya-tanya, hidup di jalanan atau hidup di dalam gedung mewah ?
Sayang, tiada seorang pun yang menjawabnya
Dia pun kemudian turun dari JPO, sambil tertunduk letih, tanpa jawaban hinggap di kepalanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun