Selama penulis menjalani S2, penulis banyak menemui orang-orang yang menghujat mahasiswa S2. Mungkin kita dapat sebut mereka sebagai gerakan Anti-S2.Â
Kalimat yang sering penulis dengar dari mereka adalah "Buat apa kuliah S2? Kalau toh nanti ujungnya cari kerja juga", atau "Belum kerja kok sudah ambil S2?", ada juga yang bilang "S2 hanya buang-buang uang dan waktu mending cari kerja."
Kalau teman-teman mendengar pernyataan semacam itu, jangan langsung marah dan sakit hati. Ingat S2 itu untuk mendewasakan pikiran bukan hanya skill. Tanamkan dalam pikiran "Semua orang punya takdir yang berbeda dan kemampuan yang berbeda, tidak mesti semuanya harus sama".
8. Bersiaplah Menghadapi Quarter-life Crisis
Lulus S1 biasanya berusia sekitar 22-23 tahun, artinya usia tersebut cukup dekat dengan usia yang rawan terhadap quarter-life crisis yakni usia 25 tahun. Apabila di usia 25 tahun teman-teman belum lulus S2, alias teman-teman masih menjalani kuliah atau penelitian tesis, maka teman-teman harus bersiap terkena depresi bernama quarter-life crisis.Â
Jika teman-teman mengalami quarter-life crisis, jangan langsung menyerah. Coba tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa "Saya masih muda dan saya tetap berjuang pada jalan yang saya pilih".
Demikian tips mengambil S2 bagi teman-teman Fresh Graduate S1. Semoga membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H