JKT48 merupakan idol grup yang dibentuk pada tahun 2011 lalu. Dengan demikian pada tahun ini JKT48 telah berusia 12 tahun. Pada awal kemunculannya JKT48 membawa nuansa segar dunia permusikan Indonesia dengan nuansa JPOP, Â sedangkan pada saat itu dunia permusikan Indonesia dipenuhi oleh Boyband dan Girlband bernuansa KPOP. Sehingga bukan hal yang mengherankan apabila di sepanjang tahun 2011-2014 kaum hawa menyukai Boyband dan Girlband bernuansa KPOP sedangkan kaum Adam menyukai musik bernuansa JPOP.
Penulis pertama kali mendengar JKT48 pada saat kelas XI SMA yakni pada tahun 2012. Lagu pertama yang penulis dengar berjudul Kimi no Koto ga Suki Dakara, kemudian penulis juga mendengar Aitakatta, Heavy Rotation, Shinichi, Boku no Sakura, sampai Yuuhi Wo Miteiruka.Â
Sejak awal mendengar lagu JKT48, memang lagu-lagu JKT48 terlihat nuansa berbeda, ada imajinasi yang begitu indah dan dekat dengan kita. Terlebih lagi banyak lagu-lagu JKT48 yang bernuansa motivasi bagi para remaja saat itu. Tak ayal di SMA penulis dulu, fans-fans JKT48 mulai bermunculan dari berbagai latar belakang mulai dari penyuka musik mental, anak-anak olimpiade, para juara kelas, sampai anggota Rohis.
Berdirinya JKT48 dari tahun 2011 sampai tahun 2023 sekarang pasti mempunyai arti sendiri bagi barisan penggemarnya. Apabila pada tahun-tahun awal berdirinya JKT48 lagu-lagu JKT48 menemani masa remaja mereka, maka tahun ini lagu-lagu JKT48 bisa menemani tahun-tahun quarter-life crisis mereka.
Quarter-life Crisis artinya krisis seperempat abad usia manusia yakni tepatnya pada usia 25 tahun. Pada usia tersebut beberapa orang akan berada dalam depresi karena merasa usia mereka sudah menua tapi belum menghasilkan apa-apa. Banyak dari mereka akan mengingat masa remaja mereka yang terbuang sia-sia, akan tetapi untuk kembali ke masa lalu adalah sebuah kemustahilan.
Penulis pernah membaca sebuah komentar di YouTube bahwa semua ceritamu, pasti JKT48 punya lagunya. Ada banyak lagu JKT48 yang menceritakan orang menuju masa dewasa, akan tetapi di dalam artikel ini penulis hanya menunjuk 4 lagu JKT48 yakni yakni Ano Koro no Sneakers, Seventeen, Soramimi Rock, dan Rhodes. Keempat lagu ini mempunyai makna mendalam bagi orang yang mengalami quarter-life crisis. Apalagi bila lagu-lagu tersebut diputar saat senja hari.
Lagu "Ano Koro no Sneakers" atau dalam terjemahan bahasa Indonesia Sneaker Waktu Itu menceritakan orang yang datang ke sekolahnya untuk mengenang masa lalu. Kita bisa memaknainya sebagai orang yang mengalami quarter-life crisis.Â
Ketika kembali ke sekolah, dia merasa sendirian dan kesepian. Akhirnya dia menutup mata dan merentang tangan di lapangan sekolah sambil mengingat masa lalu. Salah satu kenangan yang tersisa adalah sepatu sneakers yang tidak dia pakai sejak masa sekolah. Dia merasa masa remajanya sangat berharga dan tidak terlupakan. Akan tetapi untuk kembali ke masa lalu tidak bisa, dia hanya mampu menempelkan telinga dan mendengar suara angin. Lagu ini jelas menggambarkan frustasi karena merasa gagal di usia dewasa.
Penulis sendiri merasa lagu "Ano Koro no Sneakers" memiliki nuansa yang berbeda apabila dibandingkan dengan lagu-lagu kenangan semasa sekolah lain. Lagu "Ano Koro no Sneakers" sama sekali tidak mencantumkan lirik yang berbau percintaan, melainkan murni mengenang masa sekolah tanpa nuansa asmara. Sehingga kita bisa mengatakan, lagu ini sangat cocok bagi seorang introvert yang hidup dalam quarter-life Crisis.
Kedua adalah lagu berjudul "Seventeen". Dari banyak komentar di YouTube maupun Tiktok penulis menemukan bahwa lagu Seventeen menjadi lagi favorit para fans JKT48. Barangkali dari keempat lagu yang penulis tunjuk sebagai lagu JKT48 yang mempunyai makna mendalam bagi seorang yang mengalami quarter-life crisis, lagu Seventeen merupakan lagu paling favorit para fans JKT48. Berbeda dengan lagu "Ano Koro No Sneakers", lagu "Seventeen" memang pure berbicara mengenai cinta.
Lagu "Seventeen" menceritakan seorang pria yang baru saja pulang ke kota tempat kelahirannya. Kota tersebut berada di dekat laut. Di dalam lagu tesebut, sang pria kagum dengan perubahan di kota tempat kelahirannya setelah sekian lama tidak pulang.Â