Mohon tunggu...
Y.Setyawan Rarasto
Y.Setyawan Rarasto Mohon Tunggu... PENGACARA (Pengangguran Banyak Acara) -

Sebagai Pengangguran Banyak Acara, Banyak Sekali yang saya peroleh dari kegiatan Sehari-hari, Hingga diwaktu Saya Traveling dan Berkumpul Bersama Rekan-Rekan Muda maupun Tua, tanpa Memandang Status Sosial, Agama, RAS dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ekowisata Tulungagung Pentingkah?

5 Maret 2016   05:30 Diperbarui: 5 Maret 2016   08:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mau Dibawa Kemana Jembatan Mangrove Pantai Sine"][/caption]

Berbicara tentang Hutan Mangrove atau yang sering disebut Bakau, Bakau/Mangrove Merupakan Tanaman yang Mempunyai Banyak Fungsi, dan Perlu diketahui juga bahwa Indonesia Merupakan Salah satu Negara yang memiliki Hutan Mangrove Terbesar didunia, Hutan mangrove memiliki peranan penting dan manfaat yang banyak baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan sekitar khususnya bagi penduduk pesisir.

Secara umum hutan bakau atau mangrove mempunyai definisi sebagai hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut tepatnya di daerah pantai dan sekitar muara sungai, sehingga tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Berikut merupakan beberapa manfaat dan peranan Hutan Mangrove :

Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi laut merupakan peristiwa perembesan air laut ke tanah daratan. Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah menjadi payau sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.
Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut. Hutan Mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
Sebagai pencegah dan penyaring alami
Hutan mangrove biasanya yang dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai.Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan diterjen, dan merupakan enghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa


Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Sebagai contoh, Buah vivipar yang terbawa air akan menetap di dasar yang dangkal, dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.

Oke Beberapa Fungsi dan Kegunaan Pohon Mangrove/Bakau Telah Saya Paparkan diatas, Lantas Mengapa saya memilih mengambil Topik Mangrove kali ini, ditahun 2016 ini Pemerintah Sangat Gencar Mengelola Destinasi Wisata didaerah Masing-Masing, Mulai dari Wisata Pegunungan, Hingga Pesisir Laut, dari DInamika yang terjadi saya hanya bisa mengamati, mana daerah yang lebih cepat dan bagus tata kelola Destinasi Wisata, Eeeeiits... Tapi tidak terlepas mengamati saya juga lepas dari kota kelahiran yaitu Tulungagung, Beberapa Waktu Lalu bersama Komunitas yang Eksis ditulungagung Bergabung untuk membuat Kegiatan Bertajuk Menanam Mangrove, Kebetulan Sekali UB (Universitas Brawijaya) Kampus Kediri Memiliki Alokasi dana Khusus untuk dibelikan bibit Mangrove/Bakau dan ditanam di Pantai Sine Desa Kalibatur Kec.Kalidawir - Tulungagung,Beberapa Komunitas yang terlibat didalam kegiatan tersebut Komunitas Pecinta Wisata Tulungagung, Mapala IAIN, Serta Masa Paling Besar dapat dilihat Paguyuban Honda Tulungagung atau sebut saja PHT, mengapa PHT mempunyai Masa terbesar, didalam Organisasi PHT terdapat Gabungan dari Club Motor Honda se-Tulungagung, Begitulah Penjelasan Singkat tentang Komunitas-Komunitas yang sangat luar biasa.

Beberapa waktu lalu, saya mencoba untuk menengok Hutan Mangrove Cengkrong yang berada di Kota Tetangga yaitu Trenggalek, Hutan Mangrove yang digadang-gadang wisatawan karena mempunyai spot-spot Foto yang dikatakan luar biasa, Tidak Hanya hari minggu saja Cengkrong dikunjungi dari luar daerah trenggalek, Mulai dari Surabaya, Mojokerto, Ngajuk, Kediri, Ponorogo, Jakarta, bandung bahkan ada beberapa Turis Amerika yang berselfie-selfi (Memotret dirisendiri).
Menengok dari sisi Fotografi Pantai ditetangga sebelah cukup sangat luas dan Menampilkan sisi Lanscape yang sangat luar biasa, Namun perlu diketahui Juga dikota tetangga sebelah Belum bisa mengcover semua Destinasi yang dimiliki, dengan hamparan Pantai yang sangat luas dan indah Kota Trenggalek Belum memberlakukan Tiketing juga Penglelolaan di Area Wisata, Sebagian Besar Masih Kerjasama Warga Setempat yang Gotong Royong untuk Membantu pengelolaan Area Wisata, Mulai dari Toilet, Tempat Parkir, Juga Kebersihan Area Wisata, Hingga Kebersihan disana Masih Lumayan Terkontrol, dengan Banyaknya Pengunjung yang berhamburan datang Warga/Pengelola tidak lagi khawatir akan banyaknya sampah yang berserakan, Mengapa demikian?! Warga/Penglola sudah memasang Himbauan Tertulis sepanjang Area Wisata, Tidak Hanya Himbauan Berupa Tulisan, Namun Warga/Pengelola Menyiapkan Tempat Sampah disepanjang Jalan yang sekiranya menjadi Tempat Istirahat atau Membuang sampah, dan tidak lupa mereka selalu memantau perkembangan Sampah yang ada ditempat sampah juga Sampah yang jatuh atau sengaja dibuang oleh wisatawan yang kurang sadar akan kebersihan lingkungan, Salut Deh untuk Warga Sekitar Pantai Karanggongso juga Pengelola Jembatan Hutan Mangrove Cengkrong, Hal ini Patut dicontoh oleh Warga Pesisir atau Pengelola Wisata dikota saya nanti.

Okey Setelah Menengok ke Negeri Tetangga, Eeeh Kota Tetangga Maksudnya, Kita Kembali ke Kota Asal, Kota Kelahiran saya Tulungagung, Tulungagung Mempunyai Pantai yang sangat banyak, Jika ditotal Tulungagung bisa mencapai 27 - 32 Pantai yang masih tersembunyi karena akses jalan yang sangat sulit dan harus melewati Hutan Lindung yang terkadang sangat berbahaya jika kita tidak terbiasa dengan kondisi alam liar, Okeey Kita Berjalan dari Pantai sebelah Paling Timur yang berbatasan dengan Kota Tetangga Timur yaitu Blitar, Tulungagung Mempunyai Pantai Molang, dimana Pantai Molang ini Terletak dibelakang Tambak Desa Pucanglaban, Melaju kebarat ada Pantai Pacar Terletak pada tepian Savana yang ada dibarat Tambak Tersebut, Geser kesebelah Barat lagi ada Pantai Lumbung dengan akses jalan yang ekstrim Pantai ini Lumayan disenangi Oleh Turis Luar Negeri, Terbukti ketika saya kesana mengantar Turis untuk Berlibur Turis itu Merasa Senang dengan Pantai Pasir Putih yang Lembut dan Sepi dari Pengunjung Turis Tersebut Merasa Pantai ini Pantai Pribadi, Bergeser lagi kebarat ada Pantai Kelinci, dan Kebarat lagi Bertemulah dengan Pantai/Tebing Kedung Tumpang yang sangat digadang-gadang Oleh Wisatawan Meski rata-rata pengunjung Berkomentar Kapok untuk datang lagi kesini, Bergeser lagi kebarat, dengan akses jalan yang sangat sulit kita bisa saksikan Pantai Glogok, juga ada lagi namun belum saya kunjungi ada disebelah barat pantai Glogok namun belum jelas Nama Pantainya, Bergeser Kebarat lagi ada Pantai Dlodho dengan Pesona Pasir Besi/Pasir Hitamnya, Sebelah Dlodho ada Pantai Sine, Pantai yang Cukup Ramai Penduduk Serta Banyak Pengunjung, Bergeser Kebarat lagi ada Pantai Ngalur, Pantai yang Masih alami dan memiliki Eksotisme Pasir Putih yang Lembut, dan Bergeser kebarat lagi Pantai yang indah dan menawan, Karena Perjalanan Menuju kepantai ini sungguh seru dan benar-benar merasa adventure ketika merasakan perjalananya, Yaa... Pantai Sanggar, Naik kebukit sebelah barat Pantai Sanggar Berjumpalah dengan Pantai Pathuk Gebang, Untuk Ke Lokasi ini kalian harus naik Bukit yang lumayan berasa. Berhenti Dulu dari Pantai Selanjutnya, Kita Kembali Menengok ke Pantai Sine.

Jembatan Mangrove Pantai Sine, yang Belum Jelas Fungsi dan Kegunaanya.
Pantai yang berlokasi sekitar 30km dari area Perkotaan Tulungagung, Pantai ini dinobatkan Pantai dengan Kepadatan Penduduk Paling Banyak di Tulungagung, Terlepas dari Kepadatan Penduduk Pengunjung/Wisatawan juga Padat niih di Pantai ini, Namun Kondisi di Pantai ini Belum Tertata dengan baik, Meski Infrastruktur sudah ada beberapa yang berdiri, Namun tidak dibarengi dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam serta Sumber Daya Manusianya, Banyaknya Penduduk di Pantai ini mengakui Bahwa mereka dari Kecil Sudah didik Menjadi Nelayan dengan Pendidikan Terahir Sekolah Dasar Saja, Begitu Terus Menerus hingga generasi sekarang, Mereka "Anak-Anak" Memilih Bekerja Mengikuti Orang Tuanya daripada Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama yang harus keluar dari daerah Kalibatur, Sungguh Memprihantinkan Kondisi ini, Namun Kondisi Kebersihan dipantai ini dikatakan sudah berubah jauh daripada 3-5 tahun yang lalu, dimana dulu belum tersedianya MCK untuk warga, sekarang setiap rumah memiliki MCK sendiri untuk buang hajad, Terselang dari Kondisi MCK yang sudah banyak Sine dengan Berjuta Keindahan yang tersembunyi belum selesai mengatasi sampah, Menengok kiri kanan, ada Hutan Bakau/ Mangrove yang Begitu Hijau Lebat dan indah dipandang, saya menceburkan diri di antara Hamparan Mangrove di Pantai Sine, Sungguh Indah dan Rimbun, namun beribu sayang pula dibawah akar mangrove banyak Sampah Bercecaran dan Bau Busuk dari Sampah, Ketika saya bertanya kepada warga mengapa sampah menumpuk hingga bau dan kotor seperti itu, betah sekali keadaan kotor dan bau seperti itu tinggal disitu?!! Warga lantang menjawab "Mas Mas, Sakjane nggih Mboten Betah, Nanging Nggih Pripun kui sampah keli saking kali tros nyangsang teng mriku, ajeng ngresik i danane nggih katah mbayari tukang, wong sampah ten bak mriko mawon mboten dipendet" dengan Bahasa Jawa yang artinya " Sebenarnya Tidak Betah, Lantas Mau Bagaimana lagi, itu sampah hanyut mengikuti arus sungai dan menangkut di akar mangrove, mau membersihkan juga butuh dana banyak untuk tenaga tukang, sampah di bak besar saja tidak pernah diambil", seketika itu saya kaget dengan opini tersebut, entah ini siapa yang patut disalahkan disini namun keadaan ini sangat memprihatinkan, saya membayangkan bahwa Sine lebih indah jika ada jembatan seperti dimiliki Kota Tetangga, Namun Semua Sirna karena Beberapa waktu lalu ketika ide/gagasan saya dan team Rider Kartini dimentahkan untuk Membuat Jembatan Serupa seperti di Cengkrong, Seketika Semangat Masyarakat Patah karena Pemerintah Membangun Jembatan yang Belum jelas Fungsinya Hingga Sekarang.

Mau dibawa Kemana Jembatan Ini?!!
Ahir Tahun 2015 lalu, Pembangunan diPantai Sine Seperti dikebut Habis-Habisan, Mulai Ruko Hingga Jembatan yang mematahkan Semangat Warga Pantai Sine yang akan membangun Jembatan Kayu Seperti diCengkrong, Namun di awal Tahun ini menyisakan Pertanyaan Besar bagi Warga Pantai Sine, Jembatan yang Membinasakan Tumbuhan Mangrove yang Lumayan Banyak dikegiatan Tanam Mangrove dulu, padahal Menurut Karang Taruna Pantai Sine, Mematahkan,Mencabut,atau Mengusik Tanaman Mangrove bisa didenda Rp.1.000.000,- Perpohon, Namun itu hanyalah isapan jempol belaka, Ketika Alat Berat Masuk dan Menginjak Tanaman Mangrove yang telah ditanam oleh kawan-kawan komunitas, Lantas Harus Bagaimanakah Menyikapi Kejadian ini, Maudibawa kemana Tata Kelola Wisata di Pantai Sine?!! ditengah Gencarnya Destinasi Wisata yang gosipnya 2017 akan diberlakukan bebas Visa, yang pastinya para wisatawan luar negeri akan Berduyun-Duyun ke Indonesia untuk menyaksikan Keindahan Indonesia, Miris Jika Ini adalah Wajah dari Kota Tulungagung, dengan Ketidak Jelasan Proyek yang dibangun tidak diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat sekitar yang lebih berperan nantinya, Semoga Pemerintah segera sadar dan Berbenah diri diKota Kebanggan Tulungagung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun