Mohon tunggu...
Yoga Putra
Yoga Putra Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sosok yang mudah "gumunan" terhadap segala fenomena di dunia dan memilih untuk menjabarkan kekaguman itu dalam tulisan ketimbang sekadar dipendam dalam hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Event Kreatif: Samudera Kebaikan Ancol

8 Februari 2012   04:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah bertemu orang baik? Menyenangkan bukan? Entah karena tingkah laku yang baik, tutur kata yang baik, sikap yang baik, maupun ide yang baik, semuanya bisa meninggalkan kesan mendalam di hati. Dan, sadar tidak sih setiap kita menerima kebaikan, selalu ada dorongan dari dalam diri untuk meneruskan kebaikan itu kepada orang lain? Bayangkan jika setiap orang membuat satu kebaikan dan meneruskan kebaikan yang ia terima kepada sesamanya. Mungkin banyak media cetak dan elektronik yang terancam gulung tikar karena tidak bisa menemukan sumber berita. Bagi media, bad nwes is good news kan? Hehehe, bercanda saja. Tapi tidakkah menyenangkan jika hidup dalam lingkaran kebaikan dan hanya sekali-sekali merasakan keburukan sebagai pelajaran untuk tidak diulangi di kemudian hari? Tidak seperti saat ini. Banyak dari kita yang hanya sekali-sekali saja merasakan kebaikan. Lalu bagaimana untuk menciptakan lingkaran kebaikan itu? Mengutip ucapan Aa Gym, semua harus dimulai dari hal yang kecil, dari diri sendiri, dan dari saat ini juga. Saya kemudian mendapatkan sebuah ide menarik untuk memadukan ketiganya dengan konsep lingkaran kebaikan. Saya menyebutnya: Gerakan Berbuat Baik! Untuk itu, saya membutuhkan tempat dan sekumpulan masyarakat sebagai pelaku kebaikan. Ya iyalah, tidak mungkin kan saya menularkan kebaikan pada sekumpulan bakteri? Jadi, tempat itu sebaiknya adalah tempat yang dikenal banyak orang, mau dikunjungi banyak orang, dan berkesan bagi banyak orang. Sejujurnya, ada banyak tempat umum di Jakarta, tapi karena saya sedang mengikuti Blog Competition Ancol, mengapa tidak saya memilih Ancol? Lagipula, bukankah kawasan wisata di pesisir utara Jakarta ini memiliki semua yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk hidup yang lebih baik? Jadi, Ancol cocok lah. Gerakan Berbuat Baik kemudian saya terjemahkan lagi ke dalam bahasa yang lebih menarik: Samudera Kebaikan Ancol. Sebutan ini rasanya sesuai dengan tema kelautan yang kental dimiliki Ancol. Konsepnya sederhana: Manajemen Ancol menentukan rentang waktu tertentu untuk pelaksanaan event ini. Mungkin bisa seminggu atau sebulan, syukur-syukur setahun penuh. Kalau cuma sehari, sih, kahawatirnya keberlanjutan dampak baik dari acara ini tidak akan sampai ke masyarakat. Mubazir dana, pikiran, dan tenaga yang sudah dicurahkan dong! Setelah rentang waktu itu disepakati, lalu tentukan jenis-jenis kebaikan yang sebenarnya sudah diketahui masyarakat luas, tapi belum dilaksanakan secara optimal alias belum dibiasakan. Saya kasih contoh ya, misalnya: senyum, mengucapkan terima kasih, mengucapkan permisi saat lewat di depan orang lain, meminta maaf bila salah, berderma, membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan, sampai menaati peraturan lalu lintas. Masing-masing kebaikan kemudian dinyatakan dalam pos-pos yang tersebar di seluruh penjuru kawasan wisata Ancol. Misalnya pos "terima kasih" ada di pintu masuk Dufan, atau pos "buang sampah pada tempatnya" di Pantai Karnaval, dan lain-lain. Boleh jadi satu macam kebaikan punya beberapa pos di beberapa tempat. Kemudian para pengunjung Ancol diajak berinteraksi di pos-pos tersebut dengan berbagai permainan yang seru dan menyenangkan untuk keluarga. Sasaran utama tentunya adalah anak-anak. Karena dengan menanamkan kebaikan sejak dini tentu akan berdampak pada pembentukan kepribadian mulia di masa depan. Sebagai stimulan, boleh lah diberikan semacam hadiah kecil bagi para peserta permainan pos kebaikan ini. Bisa juga diberikan buku "Catatan Kebaikan Saya", di mana setiap orang boleh mengisi buku catatan itu setiap dia berbuat baik atau meneruskan kebaikan kepada orang lain. Lalu, barang siapa yang buku catatannya telah penuh boleh menukarkannya dengan tiket gratis masuk Ancol di tahun berikutnya, misalnya. Agar konsisten, para pekerja di Ancol juga harus berbuat baik kepada pengunjung. Layanan dengan senyum ramah, tanggap membantu, tenang dalam menangani komplain, dan berterima kasih, agaknya wajib dilakukan selama event "Samudera Kebaikan Ancol" berlangsung. Kegiatan ini bisa dianggap pula sebagai CSR Ancol untuk membantu memperbaiki kondisi sosial dan moral masyarakat. Tema lingkungan, pendidikan, dan kesehatan memang penting, tapi tema kebaikan agaknya jauh lebih luas dan mampu merangkul semua aspek kehidupan kita. Dengan promosi dan publikasi yang baik pula, saya pikir event "Samudera Kebaikan Ancol" ini bisa menarik minat masyarakat untuk tidak sekadar berwisata tapi juga merasakan pengalaman baru berbuat baik. Siapa tahu pengalaman ini akan meninggalkan kesan dalam di masing-masing pengunjung, di setiap keluarga, dan nantinya akan dikenang lalu diteruskan ke generasi berikutnya? Agaknya Ancol patut berbangga pernah berperan dalam perubahan kebaikan itu. Salam kebaikan. :) Publikasi Facebook: www.facebook.com/yogaputra

1328677110531752716
1328677110531752716
Publikasi Twitter: www.twitter.com/yoga_putr4
1328676692533293353
1328676692533293353

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun