Saat sedang mengikuti pengajian, saya terkantuk-kantuk. Suara ustadz yang merdu mendayu-dayu, hembusan AC yang sejuk, dan empuknya kursi membuat setan dengan sukses membuat mata saya bertambah berat. Saya pun tertidur.
Ketika terbangun, pak Ustadz sudah selesai dengan ceramahnya dan waktunya sesi tanya jawab. Tapi entah kenapa, suasana hening karena ga ada yang bertanya. Daripada hening krik-krik terus dan kasihan Pak Ustadz-nya ngomong sendirian, saya iseng melontarkan pertanyaan.
Selesai acara, teman saya heran:
“Hebat banget lu Ga, abis tidur begitu bangun tiba-tiba nanya”.
Budaya kita memang bukan budaya bertanya. Padahal seperti peribahasa: malu bertanya sesat di jalan (terlalu banyak bertanya itu memalukan hehehe). Kita biasanya malu, atau justru bingung harus bertanya apa.
Saya jadi sadar, banyak dari kita perlu belajar “teknik bertanya yang cerdas”. Karena orang yang bertanya sering dianggap cerdas. Dan Anda ga perlu minum jamu tolak bala untuk jadi orang cerdas. Gunakan teknik-teknik dibawah ini untuk menghasilkan pertanyaan yang bernas.
Dengan menggunakan template ini, Anda bisa menghasilkan pertanyaan bahkan sebelum narasumber berbicara! Dan ini pasti berkontribusi positif untuk pencitraan. Anda bisa gunakan untuk menjilat atasan atau memukau gebetan hehehe.
Studi Kasus:
Jadi misalnya Anda mengikuti seminar dengan tema:
“PERAN INTERNET UNTUK PEREKONOMIAN INDONESIA DI TENGAH MASYARAKAT EKONOMI ASEAN”
Saya akan membagi ke beberapa tipe pertanyaan, yang perlu Anda perhatikan adalah jenis pertanyaan, tujuan pertanyaan, dan kata kunci (keyword) yang ditanyakan. Tapi Anda wajib menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber. Jangan sampai kita menanyakan hal yang sudah dijelaskan, atau bertanya diluar topik yang dibicarakan.
- Kausatif