Pada awalnya saya tidak percaya...
Bagaimana caranya mengajak teman2 yang sudah sibuk bekerja itu, untuk menulis. Tidak dibayar pula! Bagaimana mungkin mereka yang sudah digaji berjeti-jeti di korporasi raksasa, perusahaan multinasional atau BUMN, sector birokrasi, akademisi, dan mendirikan perusahaan sendiri itu, mau meluangkan waktu super sibuk mereka demi menuliskan satu dua patah kata pemikiran dalam bentuk tulisan yang tidak menambah penghasilan.
Tapi saya percaya...
Tuhan itu ada. Selalu ada keajaiban bagi mereka ingin melakukan kebaikan. Yang perlu kita lakukan hanyalah berhenti bertanya dan mulai melakukan aksi nyata. Mulailah saya "menjual" ide ini ke Aulia, yang dengan sabarnya mau mengurusi teknis pembuatan blog. Skill yang tidak saya miliki sebagai orang gaptek kronis stadium empat. Secara gratis pula! Padahal tariff jasa design Aul tidaklah murah. Ia sudah berpengalaman men-handle pembuatan website kampus.
Sekarang saya semakin percaya...
Jika kita berniat baik, berdoa, berusaha, dan berserah diri, Tuhan selalu "turun tangan" membantu. Lewat kebaikan malaikat-malaikat berwujud bantuan manusia. Â Datanglah Olivia, sang auditor yang dengan rajin mengisi blog ini disaat saya masih pusing-pusing meyakinkan dosen soal skripsi pertama di Indonesia yang bertema Piala Dunia dan bursa saham (sampe sekarang dosen saya masih geleng2 :p).
Lalu "ikut menggila" berturut-turut Priyok, akuntan perusahaan migas asing. Meikha, sang asisten dosen. Titoet yang saat ini masih bertapa S2 di Malaysia. Dyah yang sedang memperjuangkan skripsi di UNHAS. Juara dunia Danone business competition 2010 di Paris yang opininya langganan nembus Bisnis Indonesia, Syarif Hidayatullah. Asisten proyek world bank yang sekarang sibuk keliling Indonesia, Pugo Sambodo. Jagoan finance yang tulisannya selalu saya tunggu, Benjamin Ridwan Gunawan. Juga "entrepreneur ngawur", Hilmy Bramantyo.
Belum selesai! Masih ada Marisca, yang sedang kuliah profesi akuntan di UNDIP. Riza Rizky, peneliti ekonomi Islam dari UIN Jakarta. Juga dari UNDIP Semarang, ada Artanto yang concern dengan pengembangan ekonomi mikro. Lalu Rizky Arditya, tulisannya selalu membawa kesegaran sudut pandang terhadap pengalaman ekonomi sehari-hari. Putut, sang birokrat tulen dan sering kritis terhadap kebijakan perekonomian. Wisnu, calon dosen yang sedang berjuang untuk S2. Dan Thantowi, yang saya "paksa" ikutan saat kerja kelompok IIBD case competition.
Tak mau ketinggalan, pejuang ekonomi Islam dan sekjen media FOSSEI, Ahmad Munadi. Akuntan yang "murtad" ingin jadi marketer dan baru saja selesai magang di Thailand, Dwi Andi. Orang teknik yang "kafir" karena bekerja di Badan Kebijakan Fiskal, Radityo. Dipta, yang lagi ngelmu pemasaran di Magister Sains. Kiky Nainggolan, yang berpusing-pusing ngurusin perekonomian RI. Dari Depkeu ada M Nurcholis. Fatchul Ulum, akuntan yang tulisannya selalu sistematis. Mantan pemimpin LPM hukum UNDIP, EP Edi Atmaja. Muwahid Ummah, akuntan yang ikut memikirkan fungsi akuntansi bagi rakyat kecil. Pak Ustad sholeh, bang Roma. Dan psikolog yang baru saja "dibai'at", Umi Gita.
Orang-orang gila yang sungguh luar biasa!!!
Dan sekali lagi saya semakin percaya... "Invisible hand" itu sungguh ada!!!.