Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pareto

22 Agustus 2010   05:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman memiliki satu pertanyaan pembuka unik untuk calon pegawainya. Jika biasanya pewawancara bertanya soal pengalaman, pendidikan, motivasi, dan hal “lumrah” lainnya, maka teman saya agak berbeda.

“Bagaimana sholat shubuhmu?”

Itu pertanyaannya. Hal pertama yang ditanyakan. Masalah sholat shubuh.

Loh, apa hubungannya?

Maaf jika pertanyaan ini berbau SARA. Karena saya tahu, pembaca belum tentu beragama islam. Tapi bagi orang islam, masalah sholat bisa menjadi indicator awal kinerja seseorang. Baik berhubungan dengan Tuhan, maupun dengan manusia.

20/80

http://www.tehandassociates.com/wp-content/uploads/2010/06/pareto-principle.jpg

Pentingkanlah hal yang penting. Ini inti prinsip pareto. Ada istilah 20/80. Dari 100% hasil, sebenarnya hanya 20% yang berperan penting. Cukup kita berfokus pada yang 20, kita akan mendapatkan yang 80.

Hukum Pareto ditemukan oleh Vilfredo Pareto. Prinsip ini lahir karena waktu itu 80% tanah di Italia hanya dikuasai oleh 20% orang. Dan kenyataannya memang ada semacam "tirani minoritas". Yang sedikit, menguasai lebih banyak. Bahkan 20% penduduk terkaya dunia menguasai 82,7% pendapatan dunia.

Hal ini tidak diketahui banyak orang hingga dipopulerkan lagi oleh Joseph Moses Juran dalam bukunya Quality Control Handbook pada 1951. Ia menyebutnya “rule of vital view”. Bahwa sesungguhnya kita cukup berfokus pada yang vital (bukan alat vital lho…) dan benar-benar berpengaruh.

Contohnya jika kita ingin menjual baju lebaran kesebuah kampung dengan populasi 100 jiwa. Kita bisa menjualnya dengan “cara 80”, atau dengan “cara 20”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun