Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 21)

27 Januari 2024   06:51 Diperbarui: 27 Januari 2024   07:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 21)

Kita pasti pernah di posisi lelah. Ingin sekali berhenti. Menghabiskan waktu dengan santai hingga tak terasa waktu sudah sore. Dan kita belum menyelesaikan tugas.

Mungkin kita butuh istirahat. Tidak harus berhenti. Agar tenaga kembali terisi dan ide cemerlang muncul seperti air hujan di bulan Januari.

Mungkin kita butuh teman. Yang bisa membangkitkan semangat. Agar hidup kita lebih berwarna. Bukan hanya hitam dan putih.

Aku siap menjadi temanmu. Yang bisa menjadi tempatmu berbagi tawa. Atau mendengar kau menangis. Bukankah kita adalah keluarga?

Keluarga di sekolah. Bersama-sama tenggelam dalam lumpur saat bermain bola di depan asrama. Lalu, bersihkan diri untuk menuju jalan lurus sebelum kembali ke rumah.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun