Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 13)

20 Januari 2024   06:34 Diperbarui: 20 Januari 2024   06:36 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 13)

Mencoba adalah kata kerja yang mudah diucapkan tetapi susah dilakukan. Seperti kapal yang mau berlabuh tetapi terbawa ombak dan tak jadi berlabuh.

Bagaimana perasaanmu hari ini? Ketika belajar sesuatu yang abstrak. Adakah kamu berontak? Tolong jangan. Tetaplah di sini sejenak. Sampai kau lulus.

Lupakan tulisan ini bila membuatmu pusing. Biarkan waktu yang mengajarkan tentang ini semua. Temani aku semester ini. Jangan ada air mata penyesalan.

Kita sepakat untuk tidak meneteskan lara. Mari bersama-sama untuk merajut mimpi menjadi yang terbaik. Mari menjalin kerjasama yang solid.

Apakah kamu pernah merasa sepi? Saya aku juga. Oleh karena itu, kita di sini untuk membunuh sepi. Kita akan bersama-sama mengubur sepi.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun