Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 9)

18 Januari 2024   06:27 Diperbarui: 18 Januari 2024   06:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 9)

Bukalah pintu kelas ini. Biarkan hatimu bebas. Peluklah udara alam hijau. Ia akan menyambutmu dengan riang. Mungkin kamu perlu waktu untuk memahami.

Yang sanggup memahami adalah yang mau belajar. Bila kamu mau belajar, maka kamu pasti akan banyak memberi. Ingatlah bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Apa pendapatmu tentang damai? Apakah damai itu harus selalu mengalah? Apakah damai itu harus selalu menyerah? Apakah damai itu harus selalu mengangkat bendera putih?

Jika kamu telah menjawab, maka tak perlu memikirkan kebenaran atas jawabanmu. Itu bukan ranah kita. Tugas kita hanya satu. Teruslah membaca. Teruslah menulis.

Yang terbaik tidak selalu benar. Mereka terkadang harus salah terlebih dahulu. Terus salah, terus berusaha. Tak ada jalan yang instan untuk mencapai kebenaran.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun