Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 3)

16 Januari 2024   06:33 Diperbarui: 16 Januari 2024   06:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Diary Pemuda Bersayap Hitam (Bagian 3)

Anakku, maafkan bila aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Ternyata menjadi wali kelas terbaik itu tidaklah semudah yang dipikirkan.

Aku ingin terus belajar. Aku ingin terus mencoba. Untuk mendampingi berproses. Bertahan meski hujan datang tak diduga. Bertahan dari segala macam ujian.

Mungkin, pernah ucap dan tingkahku membuatmu jengkel. Aku tak tahu dan tak bermaksud seperti itu. Jangan sampai ada pertengkaran dalam pikiranmu.

Anakku, ingatlah nasihat ini. Jangan pernah lari dari masalah. Jangan pernah mengejar sesuatu yang tidak kau suka. Jangan pernah mencari perbedaan dalam kesepakatan.

Supaya jiwamu damai. Jauh dari masalah. Karena sesungguhnya manusia tercipta dari unsur yang satu. Kita terbatas oleh ruang dan waktu.

Diary Yoga Prasetya untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun