Kabar bahagia untuk para guru Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan surat keputusan untuk kembali ke domisili asal pada akhir bulan Desember 2023. Setelah menunggu sekitar lima tahun, akhirnya mereka bisa kembali ke asal masing-masing. Di awal tahun 2024, para guru tersebut akan memulai "babak baru" di tempat kerja yang dekat dengan rumah dan keluarga.
Kepergian para guru PNS tidak hanya membawa kegembiraan, tetapi juga rasa kehilangan. Contohnya, saya yang sudah lima tahun bekerja bersama para guru PNS tersebut. Ada enam guru yang saya ketahui pindah dari Malang menuju domisili awal.
Pertama, Pak Nanang guru olahraga. Dia yang paling dekat meja kerjanya dengan saya. Banyak cerita inspiratif yang bisa saya bagikan tentang dia. Kami sering menghabiskan waktu makan bersama dan ngobrol tentang banyak hal. Kebetulan, kami seumuran, sehingga sangat nyambung kalau bicara.
Pak Nanang punya hobi membaca buku dan mendengarkan podcast. Dia merupakan guru olahraga dengan tingkat literasi yang tinggi. Orangnya juga kocak, sehingga para murid merasa nyaman berada di dekat guru yang sangat ngefans dengan MU (Madura United).
Kedua, Bu Ana Khoir guru bahasa Indonesia. Beliau merupakan guru yang profesional, kerjanya bagus, dan tidak banyak bicara. Bu Ana juga asyik diajak untuk berkolaborasi. Mulai dari kegiatan MGMP, penyusunan majalah, hingga aktivitas pembelajaran di kelas 8. Tentu saja, saya sangat sedih berpisah dengan guru bahasa Indonesia lulusan Unesa itu.
Berikutnya, Pak Lukman Syah guru matematika dan Pak Rofi'i guru BK. Keduanya tinggal satu perumahan dengan saya. Mereka benar-benar tetangga yang baik dan peduli. Pak Lukman bukan hanya rekan kerja di kantor, tetapi beliau juga rekan saya saat acara di RT, semisal acara tahlilan. Saya sangat terbantu dengan adanya beliau karena sama-sama berbahasa Madura. Pak Rofi juga punya kedekatan batin karena beliau menempati rumah kontrakan yang sebelumnya saya tempati.
Terakhir, Pak Sayyid guru TIK dan Bu Nia guru PKN. Pak Sayyid banyak membantu sekolah di bidang teknologi. Selama lima tahun, kontribusi beliau tidak bisa dipandang sebelah mata. Kalau ada masalah tentang laptop, digital, dan gim sepak bola, saya selalu konsultasi ke Pak Sayyid. Untuk Bu Nia, beliau merupakan guru yang enak diajak ngobrol. Kebetulan kami pernah satu tim waktu wisuda. Bu Nia tidak pernah pelit untuk berbagi dan sangat perhatian kepada rekannya.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Pak Nanang, Bu Ana Khoir, Pak Lukman Syah, Pak Rofi, Pak Sayyid, dan Bu Nia selama lima tahun telah menciptakan cerita yang inspiratif. Semoga Bapak Ibu selalu diberikan keberkahan di tempat kerja yang baru. Jangan pernah lupakan kami dan doakan kami bisa mendapatkan pengganti yang luar biasa seperti panjenengan.
Salam sehat selalu.
Malang, 1 Januari 2024
Diari Yoga Prasetya