Pagi. Kuletakkan segala kebingungan dalam sudut yang bernama hati. Tempat berkumpulnya nafsu dan harap.
Ketika azan subuh berkumandang, apalagi yang bisa kudengar. Selain lafaz suci Sang Maha Besar.
Aku bersaksi tiada yang layak disembah selain Dia. Yang mencipta utusan sempurna. Hanya pada-Nya, segala doa dituju. Dan puisi ini mengalir menuju surga.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!