Siswi Matsanewa Raih Prestasi dalam Indonesian Poem Competition 2023
Tulisan ini merupakan catatan perjalanan tentang dua siswi Matsanewa (MTsN 1 Kota Malang) yang ditulis oleh Yoga Prasetya (pelatih, pembina, sekaligus pendamping saat mereka lomba).
Berawal dari info wali murid bernama Bu Yana, orang tua Nurisna Anara, penulis mulai mencari anak-anak yang bersedia ikut lomba. Nama lombanya ialah Indonesian Poem Competition 2023 yang diadakan oleh Madrasah Bertaraf Internasional/ MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto untuk seluruh siswa-siswi SMP sederajat se-Jawa dan Bali. Â
Sekilas banyak murid penulis yang ingin mendaftar karena lombanya terlihat megah. Namun, setelah membaca juknisnya bahwa peserta bukan hanya menulis puisi tetapi juga membacakan puisinya, maka satu persatu mulai mundur. Belum lagi biayanya cukup mahal menurut mereka.
Akhirnya, yang bertahan dan melakukan registrasi hanya dua anak. Qorry Ein dan Charissa Vidya. Mereka merupakan siswi yang basicnya adalah penulis, bukan pembaca puisi. Oleh karena itu, pelatihan perdana diawali dengan menulis puisi yang mengandung diksi dan gaya bahasa yang bermakna sesuai tema, yakni "Sejarah Indonesia".
Tidak ada kendala dalam melatih mereka menulis. Ketika sampai pada pelatihan membaca puisi, penulis mulai menemui masalah. Intonasi, artikulasi, gestur, mimik wajah mereka benar-benar harus ekstra dilatih. Ini adalah pengalaman pertama mereka ikut lomba baca puisi.
Dalam waktu  tersisa sekitar 4 hari, penulis melakukan pembinaan secara intensif. Olah fisik, vokal, hingga rasa sudah penulis ajarkan kepada mereka. Mereka penulis ajak tampil di depan siswa yang lain hingga kepala madrasah yang baru, bernama Ibu Erni Qomaria Rida.
Ketika tampil di hadapan kepala madrasah, mereka mendapatkan masukan yang sudah bisa penulis prediksi. Intonasi, ekspresi, dan sorot mata. Ibu Erni turut bertanya kepada penulis secara personal tentang mereka. Lantas, penulis menyampaikan apa adanya bahwa ini merupakan lomba baca puisi perdana bagi mereka dan dasarnya mereka memang penulis bukan pembaca puisi.
Pertemuan dengan Bu Erni terjadi pada hari Jumat, sedangkan lombanya hari Sabtu. Maka, penulis arahkan anak-anak untuk meminta doa restu kepada Bu Erni selaku kepala madrasah. "Bismillah, semoga Charissa dan Qorry diberikan yang terbaik," ucap Bu Erni.
Hari Sabtu, 4 Maret 2023