Pengembangan Diri: Belajar Stand Up Comedy
"Teruslah mengembangkan diri, hingga para bestie mengucap kata berhenti." - Yoga Prasetya
Menjadi guru
Menjadi penulis
Dua pekerjaan itu adalah zona nyaman saya. Sejak 2011, saya menjadi guru dan alhamdulilah cukup untuk hidup. Menjadi guru adalah pekerjaan mulia. Kata orang, guru adalah pahlawan. Yah, tidak jauh berbeda dengan pahlawan Amerika semacam Spiderman atau Superman.
Pada tahun 2018, saya resmi mengembangkan diri menjadi penulis. Hal itu ditandai dengan terbitnya buku perdana saya "Kepada Toean Dekker". Alhamdulillah, hingga kini saya tetap menulis. Insyaallah tahun ini, buku terbaru saya akan terbit.
Nah, tahun 2022 sudah saatnya saya mengembangkan diri lagi. Kali ini saya ingin belajar Stand Up Comedy. Sengaja masih menggunakan istilah asing karena istilah "Komedi Tunggal" belum terlalu populer.
Mengapa saya belajar Stand Up Comedy? Ini ada sejarahnya. Pada tahun 2012, saya ditunjuk oleh Kaprodi PBSI Universitas Jember sebagai ketua Stand Up Comedy 3 Bahasa. Waktu itu, memang lagi viral-viralnya Stand Up Comedy.
Saya mulai mengenal Raditya Dika dari rekan mahasiswa. Kemudian, lanjut menonton performansi dari Pandji Pragiwaksono, Ryan, hingga sekarang saya suka sekali dengan Bang Abdur. Kebetulan, Bang Abdur adalah kakak kelas saya waktu kuliah di Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Alhamdulillah, setiap hari Jumat ada kegiatan "Ruang Teater". Dalam kegiatan itu, saya dan anak didik akan bersama-sama belajar stand up comedy. Alhamdulillah, saya sudah menghasilkan satu video Stand Up Comedy. Silakan bisa diklik video tersebut: https://youtu.be/zrP3kYA7twk
Jika saya berhasil mengembangkan diri di Ruang Teater tersebut, maka saya akan mencoba ikut komunitas Stand Up Comedy Malang. Kemudian, saya ingin ikut kompetisi Stand Up Comedy di Kompas TV. Dan akhirnya, saya bisa benar-benar sukses menjadi komedian profesional Indonesia. Aamiin.