Ekskul Penulisan Kreatif Matsanewa: Sebuah Tujuan dan Harapan (Bagian 3)
Tulisan ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya. Klik untuk baca.
Pada artikel ini, aku akan menanggapi tujuan anak-anak mengikuti ekskul penulisan kreatif  (EPIK) dari urutan 11-15. Sebagai pembina EPIK, aku sangat senang karena anak-anak banyak yang berminat mendalami dunia penulisan kreatif. Yuk cek, apa saja tujuan mereka ikut EPIK.
11. Denisa - Untuk mengasah kemampuan saya
Di EPIK, ada beberapa kemampuan yang bisa diasah. Mulai dari kemampuan menulis, mengedit, menjadi lay outer, hingga membuat cover buku. Selain itu, ada juga pengembangan penulisan kreatif, semacam podcast.
12. Neisya - Ingin mengembangkan bakat  saya dalam bidang menulis, serta ingin dapat membuat novel yang dapat berkesan bagi pembacanya
Bakat adalah anugerah dari Tuhan yang Maha Kasih. Jika anak sudah mengetahui bakatnya, maka tugas orang tua ialah mengembangkan bakat tersebut. Di EPIK, anak didik bisa belajar membuat novel yang berkesan, asalkan dia mau "bekerja keras dan cerdas", banyak membaca, dan konsisten menulis.
13. Janitra - Ingin menuangkan pikiran dan ekspresi diri saya dalam bentuk sastra tulis
Sastra tulis dapat menjadi sarana menuangkan pikiran dan ekspresi diri. Anak-anak yang cenderung introver memiliki waktu yang banyak untuk menulis dan membaca. Semoga di EPIK, anak-anak bisa lebih produktif dalam berkarya.
14. Charissa---Ingin menuangkan emosi atau pikiran saya dalam bentuk karya tulisan, serta mengembangkan kemampuan menulis saya
Mirip dengan Janitra. Namun, di sini Charissa juga dikenal sebagai broadcaster dan aktris muda di Kota Malang. Sepertinya, dia tahu bahwa kemampuan menulis juga penting untuk menunjang kariernya sebagai broadcaster dan aktris.
15. Alivy - mengisi waktu luang dengan kegiatan menulis ini agar semakin produktif, meliarkan imajinasi agar tidak mudah kehabisan ide, dan melatih menata bahasa yang puitis dan logis dalam membuat suatu cerita
Waktu luang kata pepatah bijak ialah bagaikan harta karun. "Meliarkan Edi" eh ide maksudnya, butuh seorang pembimbing. Bahkan, dalam dunia "spiritual", jika orang tidak memiliki pembimbing, maka pembimbingnya adalah setan. Semoga Ananda bisa betah di EPIK, dan menjadi generasi yang produktif, puitis, serta logis.
Bersambung...
Diari Yoga Prasetya, Malang, 12 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H