Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ekskul Penulisan Kreatif Matsanewa: Sebuah Tujuan dan Harapan (Bagian 1)

10 Februari 2022   06:35 Diperbarui: 10 Februari 2022   06:43 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Yoga Prasetya saat membina ekskul penulisan kreatif (dokumen pribadi)

Ekskul Penulisan Kreatif Matsanewa: Sebuah Tujuan dan Harapan (Bagian 1)

Alhamdulillah, ekskul di madrasah tempatku mengabdi kembali dibuka. Sudah 2 tahun, ekskul tidak boleh diselenggarakan karena adanya pandemi. Kini, kebijakan baru telah dibuat. Ekskul boleh dilakukan, tetapi harus daring.

Anak didikku sangat antusias untuk ikut Ekskul Penulisan Kreatif (EPIK). Sebagai pembina, tugasku ialah mendampingi anak-anak berproses. Pada hari pertama, aku membawa buku yang berisi karya kakak kelas mereka. Sebagai motivasi bahwa anak-anak juga bisa menyusun buku.

Dalam proses menuju pertemuan hari kedua, anak-anak menuliskan tujuan dan harapan mengikuti EPIK.

"Silakan tulis tujuan atau harapan kalian ikut ekskul penulisan kreatif (EPIK)," tulisku di grup WhatsApp.

1. Elmira - Menulis satu chapter buku di platform wattpad

Wattpad merupakan platform yang banyak diminati anak-anak untuk berkarya. Melalui EPIK, anak-anak bisa saling berbagi karya di wattpad dan melakukan diskusi. Mulai dari bagaimana proses kreatifnya hingga menganalisis unsur-unsur sastranya.

2. Nanda - Menggali banyak tema dan membuatnya menjadi sebuah cerpen

Tema merupakan salah satu unsur intrinsik dalam cerpen. Dalam pengkajian fiksi, ada dua jenis tema, yakni tema mayor dan tema minor. Wah, jadi teringat mata kuliah Apresiasi Prosa bersama ibu Endang, M.Pd. Al-fatihah untuk beliau.

3. Raniah - membuat novel

Berbeda dengan cerpen, menulis novel perlu konsistensi dan tenaga ekstra. Banyak penulis pemula yang belum bisa membuat novel hingga selesai. Ada yang karena idenya sudah mentok. Ada juga yang tidak selesai karena kesibukan lainnya.

4. Aizuraa - belajar dan berlatih menulis cerita untuk menjadi penulis hebat

Untuk menjadi penulis yang hebat, mulailah menjadi pembaca yang hebat. Belajarlah kepada ahlinya. Misalnya, seorang penulis komedi populer Raditya Dika, banyak belajar dan membaca cerita komedi dari kisah legendaris "Lupus".

5. Mira - Membuat banyak novel dan menjadi penulis sukses

Sebuah harapan yang semoga terkabul. Ikut EPIK adalah langkah awal. Teruslah Istikomah dan tulislah harapan ini di dinding kamarmu agar setiap hari selalu dibaca.

(Bersambung...)

Diari Yoga Prasetya, Malang, 10 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun