Ibu Pertiwi yang Enggan Tersenyum
Bulan ini engkau masih cemberut melihat pandemi yang belum usai. Anak-anakmu masih tercekik hidupnya karena kemerdekaan belum terealisasi.
Bulan ini teras rumahmu masih sepi belum ada yang bertamu. Bendera merah putih pun enggan berkibar bahagia karena suara sirine ambulan terus berbunyi.
Bulan ini jalan-jalan di depan gerbangmu masih sepi karena aturan pelayan masyarakat. Entah sadar atau tidak, sebenarnya mereka yang punya jabatan, hanyalah pelayan.
Namun, bulan ini burung-burung bernyanyi ria di pohon manggamu. Mungkin mereka bahagia tiada polusi dari kuda-kuda besi milik manusia.
Dan langit tampak lebih biru siang ini. Dan sungai tampak lebih jernih siang ini. Dan sampah-sampah semakin berkurang di pinggir jalan.
Ibu Pertiwi, masihkah kau enggan tersenyum?
Malang, 7 Muharam 1443 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 48
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H