Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu Pertiwi yang Enggan Tersenyum

16 Agustus 2021   13:10 Diperbarui: 16 Agustus 2021   13:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Pertiwi yang Enggan Tersenyum

Bulan ini engkau masih cemberut melihat pandemi yang belum usai. Anak-anakmu masih tercekik hidupnya karena kemerdekaan belum terealisasi.

Bulan ini teras rumahmu masih sepi belum ada yang bertamu. Bendera merah putih pun enggan berkibar bahagia karena suara sirine ambulan terus berbunyi.

Bulan ini jalan-jalan di depan gerbangmu masih sepi karena aturan pelayan masyarakat. Entah sadar atau tidak, sebenarnya mereka yang punya jabatan, hanyalah pelayan.

Namun, bulan ini burung-burung bernyanyi ria di pohon manggamu. Mungkin mereka bahagia tiada polusi dari kuda-kuda besi milik manusia.

Dan langit tampak lebih biru siang ini. Dan sungai tampak lebih jernih siang ini. Dan sampah-sampah semakin berkurang di pinggir jalan.

Ibu Pertiwi, masihkah kau enggan tersenyum?

Malang, 7 Muharam 1443 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 48

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun