Puisi Satire: Kemenangan yang Semu
Entah, mengapa manusia suka menciptakan kompetisi. Saling berlari cepat, mengangkat beban, mencetak gol, menangkis bulu. Apakah itu bisa membuatnya terlihat menang dan terhindar dari siksa?
Mengapa tidak saling kolaborasi saja? Bekerja sama menciptakan kebaikan. Bahu membahu menolong manusia yang ditimpa bencana.
Menciptakan sebuah kebijaksanaan dari sisi kemanusiaan. Tidak pamer kekuasaan, karena di atas langit masih ada langit.
Namun, begitulah manusia. Kami yang menyampaikan kemerdekaan selalu saja dibunuh. Para saksi dibungkam dengan ketakutan.
Orang-orang yang benci terhadap kami, sebenarnya mereka mengenal kami layaknya anak sendiri. Tetapi, mereka telah memilih olimpiade sebagai kemenangan yang semu.
Panggung Sandiwara, 29 Zulhijah 1442 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H