Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Satire: Kemenangan yang Semu

8 Agustus 2021   07:35 Diperbarui: 8 Agustus 2021   07:54 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Canva Yoga Prasetya

Puisi Satire: Kemenangan yang Semu

Entah, mengapa manusia suka menciptakan kompetisi. Saling berlari cepat, mengangkat beban, mencetak gol, menangkis bulu. Apakah itu bisa membuatnya terlihat menang dan terhindar dari siksa?

Mengapa tidak saling kolaborasi saja? Bekerja sama menciptakan kebaikan. Bahu membahu menolong manusia yang ditimpa bencana.

Menciptakan sebuah kebijaksanaan dari sisi kemanusiaan. Tidak pamer kekuasaan, karena di atas langit masih ada langit.

Namun, begitulah manusia. Kami yang menyampaikan kemerdekaan selalu saja dibunuh. Para saksi dibungkam dengan ketakutan.

Orang-orang yang benci terhadap kami, sebenarnya mereka mengenal kami layaknya anak sendiri. Tetapi, mereka telah memilih olimpiade sebagai kemenangan yang semu.

Panggung Sandiwara, 29 Zulhijah 1442 H
Puisi Kemerdekaan Yoga Prasetya bagian 25

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun