Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bagaimana Cara Menjadi Pemilik Klub Bola yang Sukses?

14 Juni 2021   06:27 Diperbarui: 14 Juni 2021   06:48 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: IG football.noise

Bagaimana Cara Menjadi Pemilik Klub Bola yang Sukses?

Pertanyaan judul tulisan tersebut akan saya jawab berdasarkan pengalaman saya dari tahun 2011-2021 menggeluti dunia gim Football Manager dan sejenisnya. Asumsikan saja saya, Yoga Prasetya, merupakan artis atau pengusaha kaya raya yang baru saja membeli klub bola.

Dengan uang yang melimpah, saya akan membangun klub sesuai standar FIFA atau minimal AFC. Lantas, apa saja hal yang akan saya lakukan jika menjadi pemilik klub bola? Simak selengkapnya.

1. Membangun Fasilitas "Training" Bintang 5

Dokumen Yoga Prasetya
Dokumen Yoga Prasetya

Yang pertama akan saya lakukan adalah membangun fasilitas latihan terbaik. Mulai dari latihan untuk goalkeeping, defending, passing, attacking, skill, physical, hingga pace. Semua fasilitas tersebut menjadi prioritas utama saya ketika menjadi pemilik klub bola.

2. Merekrut Pelatih Berkualitas

Setelah selesai membangun fasilitas, saya lanjutkan dengan merekrut pelatih berkualitas dan dikontrak jangka panjang (minimal 5 tahun). Pelatih utama harus punya rekam jejak yang jelas, diutamakan pernah menangani klub yang berlaga di Liga Champions Asia atau minimal AFC Cup. Staf pelatih dapat diisi pelatih lokal potensial dengan syarat mau beradaptasi dengan pelatih utama.

3. Fokus Pembinaan Pemain Akademi

Untuk musim pertama bahkan sampai musim kelima, saya tidak akan mengeluarkan sepeserpun uang dalam transfer pemain. Karena membangun fasilitas dan merekrut pelatih berkualitas sudah menghabiskan banyak biaya. Oleh karena itu, saya meminta pelatih untuk memaksimalkan pembinaan pemain muda dengan sistem akademi klub berjenjang (U-16, U-19, U-21).

4. Tidak Langsung Menargetkan Juara

Kesalahan terbanyak pemilik baru sebuah klub adalah berpikir instan. Jor-joran beli pemain mahal, lalu menargetkan juara liga. Kalau saya tidak. Selama dua musim hingga maksimal lima musim, saya akan membentuk kerangka dan filosofi tim lebih dulu.

5. Berafiliasi dengan Klub Top Asia

Sambil membentuk kerangka dan filosofi tim, saya akan mencoba berafiliasi dengan klub Asia terutama Jepang dan Korea Selatan. Mengapa dua negara tersebut? Karena di sana ada kuota khusus pemain Asia Tenggara. Salah satu keuntungan berafiliasi adalah bisa saling membantu secara finansial melalui kerja sama transfer pemain atau pengadaan pertandingan persahabatan.

6. Meningkatkan Kerja Sama dengan Perusahaan Besar

Untuk membangun klub yang profesional, saya harus meningkatkan kerja sama jangka panjang. Jika selama lima musim penampilan klub saya mulai konsisten di jalur kemenangan (bahkan bisa menjadi klub top Indonesia), tentu akan lebih mudah menarik minat para perusahaan. Sebenarnya, tujuan utama kerja sama ialah untuk membuat neraca keuangan klub tetap stabil.

7. Mengelola Fans atau Suporter Secara Profesional

Faktanya, fans akan datang ketika klub mampu berprestasi. Anggap saja di musim keenam, klub yang saya miliki sudah meraih juara. Maka, saatnya saya membuat kesepakatan secara profesional dengan para suporter. Saya ingin menjadikan mereka benar-benar sebagai pemain ke-12 klub.  

7. Meningkatkan Kualitas Stadion

Dokumen Yoga Prasetya
Dokumen Yoga Prasetya

Memiliki stadion yang berkualitas dan memiliki kapasitas yang sesuai adalah kewajiban yang harus dimiliki sebuah klub. Cara profesional yang bisa ditempuh ialah dengan menggandeng perusahaan besar layaknya klub di Eropa. Perusahaan tersebut juga akan mendapatkan keuntungan dari penggunaan nama stadion. Misalnya, Ettihad Stadium atau Allianz Arena.

8. Meningkatkan Infirmary dan Physio Klub

Dokumen Yoga Prasetya
Dokumen Yoga Prasetya

Selesai memfokuskan diri pada stadion, musim berikutnya saya akan fokus pada meningkatkan infrastruktur yang berhubungan dengan pengobatan pemain. Tim dokter dan psikoterapi klub perlu meningkatkan efektivitas kebugaran pemain, serta mengatasi masalah cidera dengan lebih cepat.

9. Membeli Pemain Asing Berkualitas

Dokumen Instagram football.noise
Dokumen Instagram football.noise


Jika di musim ketujuh klub saya sudah bisa berlaga di kompetisi Asia,  maka saya akan mendatangkan pemain asing. Pemain asing yang dibeli harus berlabel timnas senior piala dunia. Untuk awal yang realistis, saya bisa rekrut pemain timnas senior asal Kosta Rika, Honduras, atau Peru.

10. Mengorbitkan Pemain ke Luar Negeri

Inilah hal urgen terakhir yang akan saya lakukan. Saya ingin berkontribusi terhadap kemajuan tim nasional Indonesia dengan mengorbitkan pemain ke luar negeri. Harapannya, seluruh skuad timnas senior bisa diisi pemain yang berkarier di liga top Asia dan beberapa klub Eropa. Untuk timnas U-19 ke bawah, biarlah diisi pemain muda terbaik di liga Indonesia.

Demikianlah 10 cara yang akan saya lakukan sebagai pemilik klub bola agar sukses. Tidak ada yang instan dalam mencapai kesuksesan, serta tujuan akhir dari menjadi pemilik klub adalah berkontribusi untuk kemajuan tim nasional. Bukan sekadar bisnis semata. Semoga sepak bola Indonesia bisa lebih baik lagi dengan semakin banyaknya pemilik klub yang punya visi misi untuk Timnas Indonesia.

Salam hangat dan sehat selalu

Penulis: Yoga Prasetya, M.Pd (Manajer sepak bola virtual yang bermimpi bisa melihat tim nasional tampil di Piala Dunia 2026)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun