4. Tidak Langsung Menargetkan Juara
Kesalahan terbanyak pemilik baru sebuah klub adalah berpikir instan. Jor-joran beli pemain mahal, lalu menargetkan juara liga. Kalau saya tidak. Selama dua musim hingga maksimal lima musim, saya akan membentuk kerangka dan filosofi tim lebih dulu.
5. Berafiliasi dengan Klub Top Asia
Sambil membentuk kerangka dan filosofi tim, saya akan mencoba berafiliasi dengan klub Asia terutama Jepang dan Korea Selatan. Mengapa dua negara tersebut? Karena di sana ada kuota khusus pemain Asia Tenggara. Salah satu keuntungan berafiliasi adalah bisa saling membantu secara finansial melalui kerja sama transfer pemain atau pengadaan pertandingan persahabatan.
6. Meningkatkan Kerja Sama dengan Perusahaan Besar
Untuk membangun klub yang profesional, saya harus meningkatkan kerja sama jangka panjang. Jika selama lima musim penampilan klub saya mulai konsisten di jalur kemenangan (bahkan bisa menjadi klub top Indonesia), tentu akan lebih mudah menarik minat para perusahaan. Sebenarnya, tujuan utama kerja sama ialah untuk membuat neraca keuangan klub tetap stabil.
7. Mengelola Fans atau Suporter Secara Profesional
Faktanya, fans akan datang ketika klub mampu berprestasi. Anggap saja di musim keenam, klub yang saya miliki sudah meraih juara. Maka, saatnya saya membuat kesepakatan secara profesional dengan para suporter. Saya ingin menjadikan mereka benar-benar sebagai pemain ke-12 klub. Â
7. Meningkatkan Kualitas Stadion
Memiliki stadion yang berkualitas dan memiliki kapasitas yang sesuai adalah kewajiban yang harus dimiliki sebuah klub. Cara profesional yang bisa ditempuh ialah dengan menggandeng perusahaan besar layaknya klub di Eropa. Perusahaan tersebut juga akan mendapatkan keuntungan dari penggunaan nama stadion. Misalnya, Ettihad Stadium atau Allianz Arena.