Kabar Baik, Akhirnya Nilai Tidak Menarik Ditiadakan
Saya sangat mendukung kebijakan Kompasiana untuk meniadakan nilai tidak menarik. Alhamdulillah. Puji Tuhan.
Sejak awal bergabung menulis di Kompasiana, saya tidak pernah memberikan nilai tidak menarik. Lha buat apa? Menurut saya, nilai tidak menarik lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Hidup ini sederhana. Kalau tidak suka atau merasa tulisan tersebut tidak menarik ya sudah jangan dibaca. Tidak perlu memberikan nilai. Simpel bukan?
Walakin, ada saja kompasianer yang kurang setuju dengan peniadaan nilai tidak menarik. Alasannya supaya tampak lebih objektiflah. Ada juga yang beranggapan supaya seperti tombol dislike di YouTube.
Kalau di YouTube kan enak. Kita tidak bisa melihat siapa yang memberi dislike. Lha, kalau di Kompasiana? Kita bisa tahu siapa yang tidak suka dengan tulisan kita.
Sungguh saya sangat menghindari memberi nilai tidak menarik. Namun, selama hampir setahun di Kompasiana, saya punya pengalaman dinilai tidak menarik. Satu-satunya kompasianer yang tega memberi nilai tidak menarik adalah Pak Sigit Eka Pribadi. Wkwkwkwk.
Waktu itu saya nulis puisi kontemporer. Terus Pak Sigit memberikan nilai tidak menarik disertai komentar alasan. Sejak insiden itu saya tidak lagi menulis puisi kontemporer di Kompasiana.
Nah, dari kisah nyata yang saya alami sendiri, dapat disimpulkan bahwa saya 100% mendukung kebijakan Kompasiana menghapus nilai tidak menarik. Memang penilaian itu harus jujur, bukan karena hutang budi atau pertemanan. Namun, apakah bijaksana memberikan nilai tidak menarik di Kompasiana?
Salam hangat dan sehat selalu.
Penulis: Kompasianer Yoga Prasetya