Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 18)

6 Mei 2021   07:22 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:59 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Gus Pras (Canva)


Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 18)

Aku ingin menulis lagu cinta, tetapi untuk apa?
Sudah banyak pujangga mengabadikan kisah cintanya.

Aku ingin memajang lagu cinta, tetapi di mana?
Setiap sudut sudah terisi beragam cerita tentang cinta.

Aku ingin menyanyikan lagu cinta, tetapi kapan?
Saat ini semua berduka karena bencana yang belum reda.

Aku ingin mengirimkan lagu cinta, tetapi pada siapa?
Para hakim sudah melabeliku munafik dan pendusta.

Aku disuruh berhenti membahas lagu cinta, tetapi mengapa?
Padahal ketika jiwa melangkah, lagu cinta bisa memberi syafaat pada para kekasih.

Gus Pras/Yoga Prasetya
Malang, 6 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun