Membuka mata, bangun dari gelap
Menuju fajar, tinggalkan segala mimpi
Menetes air mata, ingat dosa masa muda
Menyesal hati, tentang khilaf yang terjadi
Manusia memang tidak bisa sempurna
Raga melelah
Rambut memutih
Wajah menua
Tangan melemah
Kaki terjatuh
Namun, jiwa tetap hidup
Meski dunia berakhir
Namun, jiwa tetap melangkah
Menuju alam lainnya
Menunggu akhir dari keputusan
Ketika jiwa melangkah
Melayang menembus batas
Bersemayam di keabadian
Raga terkubur sepi
Dilupa dihancur lebur
Yang Maha pemaaf
Mohon ampuni salahku
Yang Maha penuntun
Bimbinglah menuju jalan-Mu
Agar tiada sesal
(Puisi Gus Pras/Yoga Prasetya, pengasuh Organisasi Sastra Matsanewa Malang)