Saya memang harus banyak belajar kepada Novi Basuki tentang cara menulis yang asyik. Dia pun mengajarkan kepada saya tentang menjadi ahli di satu bidang bagi seorang penulis adalah keniscayaan. Saya ahli di bidang apa? Hiks.
Itulah yang membedakan saya dan Novi Basuki. Dia telah menemukan jalannya sejak duduk di bangku SMA. Sementara saya waktu SMA masih tidak tentu arah. Sempat meraih emas olimpiade kebumian dan berkata "inilah jalanku!". Namun, sayang sekali saya tidak diterima kuliah di jurusan kebumian.
Akhirnya, banting setir melanjutkan "passion" bidang sastra dan pendidikan di bangku kuliah. Berharap menjadi sastrawan atau ahli pendidikan tetapi jalannya masih terjal. Di Kompasiana saja, sudah banyak orang-orang yang mampu menghasilkan karya fiksi terbaik. Begitu juga untuk rubrik pendidikan.
Semoga, melalui buku ini, saya mendapatkan keberkahan hidup yang lebih baik. Semoga buku Novi Basuki yang berjudul "Islam di China Dulu dan Kini" sukses diterima khalayak ramai. Amin.
Teruslah menginspirasi, kawan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H