Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Pilu di Tahun 2020

31 Desember 2020   16:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   16:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen olah pribadi

Kisah Pilu di Tahun 2020

Artikel ini merupakan tulisan terakhir saya...

Sudah lima bulan saya menulis di Kompasiana. Bagi pembaca mungkin terasa singkat tetapi bagi saya "perjalanan ini" sangat panjang dan melelahkan. Terutama di bulan November dan Desember 2020, saya menulis setiap hari tanpa henti.

Rasa bahagia selalu datang sebentar untuk kemudian menjadi duka. Kenangan pahit menulis yang terkadang dibalas dengan tanpa apresiasi masih tersimpan rapi di benak saya. Hingga, lahirlah ide menciptakan "Bilik Apresiasi" dengan harapan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, ternyata tidak ada perubahan dan akhirnya saya kembali menggunakan nama Yoga Prasetya.

Ah... Harapan. Mengapa manusia bisa hidup dengan harapan? Optimisme melahirkan ceria, canda, dan tawa. Melihat teman-teman saya yang mendapatkan penghargaan, hijau menjadi biru, atau setiap pekan tulisan mereka dipajang di halaman depan membuat hati kadang ingin mencaci diri sendiri. "Mengapa aku tidak bisa seperti mereka?"

Memang pahit. Itulah realita perjalanan saya di Kompasiana. Kata mereka, "yang penting menulis, biarkan tulisan itu menemukan jalannya sendiri." Kata mereka lagi, "tetap semangat Mas Yoga."

Terima kasih para Kompasianer yang sering berkunjung ke tulisan saya selama ini dan memberi apresiasi positif. Untuk bulan ini, saya tidak bisa menuliskan nama panjenengan semua dalam "100 Kompasianer Inspiratif" layaknya bulan-bulan kemarin. Padahal, saya ingin  menuliskan nama panjenengan dalam tulisan-tulisan saya sebagai bentuk apresiasi.

Mungkin saya harus berhenti menjadi penulis yang produktif. Sudah tidak ada ruang bagi tulisan saya di halaman utama sejak dua bulan terakhir. Setiap rubrik entah fiksiana atau humaniora memiliki masternya masing-masing. Ada juga kompasianer yang mampu menguasai lintas rubrik.

"Kalau kamu menulis dengan tujuan meraih label, maka kamu tidak akan langgeng di Kompasiana." Begitulah, nasihat senior saya di Komunitas Penulis Berbalas (KPB) yang selalu penuh kebersamaan. Saya mengatakan dalam hati bahwa saya manusia biasa yang masih ada keinginan untuk menikmati dunia dan bersukacita dari tulisan yang saya buat.

Saya ingin menjadi bintang yang terus bersinar dengan cara berkah dan independen. Memberikan estetika di malam yang kelam. Menjaga etika dan logika tetap berdampingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun