#Episode ke-7 Novel KGSG
Ular raksasa yang tadi juga dilihat oleh anak didiknya dengan gagah bergerak melingkar mendekati Pras. Lampu di ruangan itu serasa meredup. Dan suara layaknya guntur menggelegar secara mendadak.
"Hai manusia yang dijaga seorang peri. Siapa namamu?" Ucap sang naga dengan suara berat.
"Panggil saja Pras," ujarnya dengan jantung berdetak kencang.
Melalui penerawangannya, Naga itu membaca garis tangan Pras. Ia lahir satu tahun sebelum Gunung Merapi meletus. Ketika itu, Sang Naga baru saja naik takhta menjadi penjaga hutan dekat Gunung Merapi. Dan dua puluh delapan tahun kemudian, ia memilih menjadi pengganti Sosok Sakera yang mengorbankan jiwanya untuk Pak Marjono, seorang kepala sekolah.
Kata Pak Mar, Pras termasuk orang pilihan. Ia bukan seorang indigo tetapi mendapatkan tugas sebagai perantara membangun generasi emas Indonesia di tahun 2045. Namun, kemampuannya masih lemah untuk menghadapi tantangan gaib yang ada. Makanya, Yang Maha Kuasa menurunkan seorang peri bernama Ayu untuk membimbingnya.
Dalam perjalanannya sebagai orang pilihan, Pras menjalani ujian dari kuntilanak merah. Ia kemudian bertemu dengan jin qorin leluhur Pak Marjono yang bergelar Sakera. Tak lama setelah itu, datanglah segerombolan genderuwo bersama dengan raga Pak David yang telah dikendalikan. Pada akhirnya, Pras sampai di titik pertemuan dengan sosok naga legendaris dari Gunung Merapi.
"Anak muda, jangan takut padaku. Aku yang akan menjaga sekolah ini dari ancaman luar," ujar Naga bersisik emas.
Naga itu lalu memberikan tugas kepada Pras untuk mencari sepuluh anak indigo di sekolah ini. Mereka harus mendapatkan pembinaan dari Sang Naga dan kepala sekolah. Di masa depan, mereka bukan hanya berhadapan dengan manusia tetapi juga makhluk gaib.
"Bagaimana caranya aku mengenali bahwa mereka adalah indigo?" tanya Pras.