Hal ini juga berlaku untuk pelajaran lain bukan hanya bahasa Indonesia. Mungkin saja sejak awal, niat belajar para siswa dan tuntutan guru masih sebatas mendapatkan nilai rapor tinggi. Alhasil, ketika naik kelas mereka melupakan pelajaran yang telah berlalu. Padahal, materinya masih berkaitan.
Melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa hakikat belajar adalah dari tidak tahu menjadi tahu. Misalnya, seorang siswa yang sebelumnya tidak bisa membuat teks berita kini bisa membuat teks berita. Fokusnya adalah proses bukan hasil.
Oleh karena itu, saya akan sangat mengapresiasi wali murid yang turut mendampingi anaknya sejak awal masa belajar. Bukan sekadar melihat hasil belajar anak melalui rapor tanpa tahu prosesnya. Semoga tulisan ini membawa berkah bagi kita semua.
Salam bilik apresiasi
Yoga Prasetya, S.Pd., M.Pd.
(guru bahasa Indonesia dan Karya Ilmiah Remaja di MTsN 1 Kota Malang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H