Seperti hujan di bulan November, anak didik saya tak pernah lelah membagikan air mata bahagia. Setelah sebelumnya, dua Arjuna, Adika dan Naufal, meraih medali nasional, kini lima srikandi anak didik saya membawa pulang senyuman untuk ibu pertiwi. Mereka menjadi pemenang medali emas International Science and Invention Fair (ISIF) 2020.
Ananda Nahda Nur, Ain Nur, Hasna Febriana, Brilliana Alya, dan Dania W, mereka berlima tidak hanya mengharumkan nama madrasah tetapi juga bangsa Indonesia. Lomba ini diikuti 400 tim dari 30 negara di dunia. Pencapaian mereka bukan sesuatu yang mudah dan selayaknya mendapatkan apresiasi. Saya sendiri merasakan bagaimana beratnya ajang internasional.
Ketika duduk di bangku kuliah, saya mengikuti seleksi program mengajar tingkat internasional ke Thailand. Namun harus gagal karena persaingan cukup kompetitif. Hingga detik ini, prestasi terbaik saya hanya mampu menjadi 30 penulis terbaik tingkat nasional Badan Bahasa Kemendikbud di Jakarta 2019.
Perjalanan Lima Srikandi yang membawa nama Indonesia di kancah internasional telah menginspirasi banyak orang, termasuk gurunya sendiri. Meski bukan pelatih mereka dalam lomba tersebut, saya punya pengalaman menarik bersama kelima sosok penerus bangsa ini. Entah itu sebagai pembina KIR di lomba sebelumnya hingga mengajar di kelas mereka.
Oh iya, tak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bu Lely, Mas Teguh, Bu Annes, dan tim KIR Matsanewa. Beliau telah mendampingi anak-anak dengan sabar dan ikhlas, sehingga bisa mengharumkan nama Indonesia. Untuk selanjutnya, saya akan menceritakan kisah singkat saya bersama Lima Srikandi berikut ini.
1. Hasna Febriana
Dia adalah salah satu koordinator pelajaran di kelas saya tapel 2020/2021. Kami banyak berkomunikasi sepanjang pembelajaran jarak jauh semester ini. Saya banyak belajar dari Hasna, terutama untuk terus sabar menghadapi berbagai ujian kehidupan. Selalu tersenyum adalah cara Hasna mengekspresikan optimisme.
2. Brilliana Alya
Alya termasuk tipe anak yang pendiam. Meski sudah tidak mengajarnya lagi, masih tersimpan kenangan bersama dirinya ketika belajar sebelum adanya Covid19. Ia tak banyak bicara tetapi sekalinya ditunjuk, dengan berani dan meyakinkan ia dapat mengutarakan gagasan di depan teman-temannya.
3. Dania W