Senarai nama tersusun rapi di buku catatan malaikat bersayap hitam. Ia mengitari prisma yang menjadi pusat kehidupan dunia. Ketika waktunya tiba, satu nama akan terukir membentuk jalan. Tak perlu menunggu lama, napasnya berhenti. Jantungnya sudah enggan berdetak lagi.
Malaikat berjubah hitam secepat kilat terbang menuju rumah duka. Ia menarik roh yang masih bersemayam di otaknya. Raganya refleks bergerak disaksikan sanak keluarga, tangis menjadi-jadi. Mereka belum rela melepas kepergiannya. Rasa sakit dicabut bersama air mata kematian.
Tubuh sudah kaku dan arwahnya melihat di sudut jendela. Sang malaikat memberi waktu tujuh hari sebelum akhirnya harus pergi ke alam kubur. Tahlilan berkumandang sepanjang malam. Paginya tetesan air mata bercampur cerita masa lalu. Sudah berlalu, yang mati takkan kembali.
Malang, 24 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H