Kala temanmu mengeluh belajar daring, kau semakin tekun berlatih. Bersama hujan yang datang di bulan November. Adika Rasendriya Arya dan Naufal Wiwit Putra, itulah dekar sang juara. Mengharumkan nama di hari anak sedunia.
Pandemi bukan halangan untuk berkarya dan mengukir prestasi. Di antara ribuan anak dari Sabang hingga Merauke, kau catatkan sebuah asa. Ada lelah yang terbayar dengan senyuman. Berharap menjadi lillah yang abadi.
Anakku, jalanmu masih panjang untuk terus mengabdi pada negeri. Jangan berhenti pada apresiasi karena itu bukan tujuan. Ada yang lebih penting dari sekadar piala dan piagam. Menjadi petunjuk bagi jiwa yang rapuh dan penerang bangsa yang kelam.
Jika sang guru meninggalkan dunia, maka kau yang akan menggantikan posisinya. Jadilah tangan yang selalu meringankan beban khalayak ramai. Langkahkan kaki menuju peradaban yang lebih baik. Lisankan syair perdamaian dan salamkan surga bagi para pejuang kebenaran.
Anakku, tuliskan cinta di tengah kebencian terhadap ilmu. Kalian harus siap ketika gelap gulita datang meneror atas nama kefanatikan. Di pucuk sepi, kita akan bertemu lagi membahas eksplanasi. Mungkin musim ini akan dikenang sebagai awal kebahagiaan.
Malang, 22 November 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI